JAKARTA -- Sektor industri makanan dan minuman relatif bisa diandalkan Indonesia dalam memasuki era Free Trade Agreement (FTA) Asean-China yang dimulai tahun iniData menunjukkan, dalam satu tahun terakhir, pertumbuhan industri sektor tersebut mengalami perkembangan yang cukup baik
BACA JUGA: Optimis PLTU Kelar Sebelum PON XXI
Padahal, kondisi tahun lalu masih dilingkupi krisis ekonomi global.Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan, dengan kondisi seperti itu, industri makanan dan minuman paling siap memasuki era FTA Asean-China
BACA JUGA: Dari Cukai Tembakau Raup Rp 819 Juta
Bahkan omset untuk industri makanan dan minuman pada 2009 lalu mencapai Rp500 triliun," ujar Franky Sibarani dalam diskusi di Waroeng Daun, Pakubuwono, Jakarta, Sabtu (9/1).Lebih lanjut dijabarkan, era FTA ini tidak mesti dihadapi dengan pesimisme
BACA JUGA: Garuda Buka 10 Rute Baru
Terlebih, pemerintah sendiri juga sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mengantispasi era FTA iniDijelaskan, pada 7 Oktober 2008, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memimpin rapat kabinet untk membahas cara-cara melindungi pasar dalam negeri.Rapat tersebut, lanjutnya, ditindaklanjuti oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu dengan Permendag No.56 Tahun 2008 yang mengatur izin imporAntara lain dibatalkan 5000-an produk imporSelain itu, mendag juga membatasi pelabuhan-pelabuhan yang menjadi pintu masuk produk-produk tertentu"Dan pembatasan pelabuhan itu bukan hal aneh karena juga dilakukan di banyak negara di Eropa," ulasnya(sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden dan Ibu Negara Wakaf Rp100 Juta
Redaktur : Soetomo Samsu