Produksi Batu Bara Tumbuh 12,14 Persen

Rabu, 19 Juni 2019 – 12:25 WIB
Ilustrasi tambang batu bara. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Produksi batu bara Kalimantan Timur pada triwulan pertama 2019 mengalami pertumbuhan 12,24 persen (year-on-year/yoy) dengan angka mencapai 70,55 juta ton.

Berdasarkan jenis usaha, peningkatan produksi emas hitam Kaltim pada periode tersebut terutama bersumber dari pelaku usaha jenis Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B).

BACA JUGA: Pak Guru Pacaran dengan Siswinya, Kebablasan, Terjadilah

Optimalisasi produksi pertambangan seiring kondisi cuaca yang kondusif dibandingkan tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Transaksi Nontunai Naik Tajam

BACA JUGA: Penjual Bensin Eceran Segera Ditertibkan

Selain itu, juga permintaan eksternal yang positif dari beberapa negara mitra dagang utama menjadi pendorong kinerja lapangan usaha ini.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim mencatat, lapangan usaha pertambangan masih menjadi faktor utama pendorong ekonomi Kaltim triwulan I 2019.

BACA JUGA: 7 Tahanan Mapolres Kutai Barat Kabur saat Takbir Idulfitri Berkumandang

Berdasarkan pangsanya, ekonomi Kaltim triwulan I 2019 masih didominasi lapangan usaha pertambangan dengan pangsa mencapai 46,25 persen.

Ketua Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) Samarinda Eko Priyanto mengatakan, peningkatan kinerja pertambangan batu bara ini didukung permintaan eksternal yang masih kuat dari negara mitra dagang utama Kaltim.

Tercatat, volume ekspor batu bara Kaltim triwulan I 2019 tumbuh sebesar 12,88 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 yang tumbuh sebesar 10,53 persen (yoy).

Sementara itu, berdasarkan negara tujuannya, peningkatan ekspor terbesar terjadi ke negara India yang tumbuh 51,27 persen (yoy) pada triwulan I 2019.

“Ekspor batu bara sedang membaik. Tentunya itu akan berdampak baik bagi perekonomian di Kaltim,” ujarnya, Senin (17/6).

Peningkatan impor batu bara India dipengaruhi kondisi produksi batu bara domestik India yang mengalami penurunan.

Dengan demikian, pemenuhan kebutuhan negara tersebut dilakukan melalui impor.

Kinerja penjualan domestic market obligation (DMO) batu bara izin usaha pertambangan (IUP) Kaltim triwulan I 2019 juga menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari IHS Energy dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kaltim, penjualan DMO batu bara Kaltim tercatat 5,46 juta ton.

Angka itu setara 23,22 persen dari total produksi batu bara IUP Kaltim triwulan I 2019.

 Capaian ini meningkat dibandingkan triwulan I 2018 yang tercatat 5,02 juta ton atau sebesar 21,87 persen dari total produksi batu bara Kaltim.

“Kebanyakan saat ini di Kaltim masih ekspor. Jarang yang memenuhi DMO. Itu karena masih lebih menguntungkan menjual ke luar dengan harga yang lebih baik,” tuturnya. (*/ctr/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kontribusi Belanja Daerah Semakin Baik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler