BACA JUGA: Beralih Bertani Melon
Penyebab anjloknya produksi garam adalah cuaca, yakni kemarau basah (lanina)BACA JUGA: Banyak PSK Berhenti, Lokalisasi Sepi
Sementara luas areal lahan garapan sekitar 1.700 hektare yang tersebar di daratan dan kepulauan.Hasil produksi garam per tahun pada cuaca normal (kemarau) diperkirakan mencapai 140 ribu ton, dengan asumsi masa panen selama lima bulan
Target produksi petani garam rakyat tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya
BACA JUGA: Kurang Tangkas, Pencopet Digeret Petugas
Yakni, 140 ribu tonTarget ini didasarkan dalam masa produksi selama lima bulan (dari awal Juni hingga akhir Oktober)Jumlah produksi garam pada tiap lahan diprediksi mampu menghasilkan 4-7 ton dengan asumsi panen 10 hari sekali atau panen tiga kali dalam sebulan pada Juni hingga Oktober.Hanya, target produksi ini meleset jauhBayangkan saja, sejak penggarapan lahan pada awal Mei lalu petani garam rakyat hanya bisa memanen sekaliItu pun hanya menghasilkan garam maksimal 10 karung atau 0,5 ton per petak.
Ironisnya, hingga kemarin (19/9) petani garam rakyat belum bisa menggarap lahannya karena terendam air hujan"Tiap hari kan (lahan) diguyur hujanMakanya, sampai sekarang lahan kami biarkan," ujar Suwarno, pembina Perras.
Dia menjelaskan, jika berkaca pada tahun sebelumnya, penggarapan lahan garam berakhir hingga OktoberDengan kata lain, penggarapan lahan garam oleh petani tinggal sebulan lagiJika kondisi cuaca bagus, petani masih punya kesempatan panen tiga kali atau 10 hari sekali panen.
"Meskipun bulan depan (Oktober, Red) petani sering panen, tetap saja tidak bisa memenuhi targetSebab, produksi garam hanya mencapai 20 ribu tonKarena itu, tahun ini petani pasti rugi jutaan," keluh Suwarno.
Yang sangat memprihatinkan, kemungkinan petani garam rakyat tidak punya kesempatan lagi berproduksi garamSebab, berdasarkan perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget, sebagian besar wilayah Madura telah memasuki musim penghujanBahkan, curah hujan di beberapa tempat sudah mencapai 50 milimeter dalam 10 hari.
"Untuk wilayah yang masih belum masuk musim hujan, awal November ini juga sudah masukSebab, memang tahun ini kemarau pendek dan musim hujan lebih awal dibanding tahun lalu," kata Samsul Arifin, kepala BMKG Kalianget(rid/mat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... GM Pelindo Semarang Jadi Tersangka
Redaktur : Tim Redaksi