jpnn.com - JAKARTA - Perjalanan Indonesia untuk menjadi negara swasembada pangan masih panjang. Bukan hanya daging, produk lain dari sapi yakni susu pun masih defisit besar. Hal tersebut bisa jadi ikut menyumbang defisit neraca berjalan Indonesia. Situasi tersebut coba ditanggulangi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan.
Dia menilai, kinerja industri produsen susu di Indonesia buruk. Sebab, 70 persen bahan baku dari berbagai produk olahan susu harus diimpor dari luar negeri. Tahun ini, produksi susu diperkirakan hanya mencapai 775,8 ribu ton. Itu turun dari produksi susu 2012 sebanyak 1,208 juta ton. Padahal, konsumsi susu di perkirakan masih tumbuh menjadi 3,2 juta ton tahun ini.
BACA JUGA: Menkeu: Tidak Masalah Rupiah Melemah
"Produksi susu Indonesia terus menurun. Dalam dua tahun ini, produksinya bisa berkurang 400 ton per hari. Itu karena banyak sapi perah yang justru dipotong untuk diambil dagingnya," ujarnya di Kantor PT. Frisian Flag, Ciracas, Jakarta, kemarin (22/11).
Langkah yang ditempuh oleh banyak masyarakat tersebut sangat merugikan. Memang, beberapa waktu yang lalu daging sapi cukup langka sehingga penjualan sapi cukup mahal. Namun, produksi susu lah yang terkena dampaknya. "Yang menjual juga rugi. Memang, sewaktu jual dapatnya bisa jadi jutaan. Tapi setelah itu susah karena tak ada pemasukan tetap," ungkapnya.
Karena itu, Dahlan ingin agar komunitas peternak bisa lebih baik dalam mengelola sapi perah mereka. Pasalnya, produksi susu sapi perah sekarang juga belum maksimal. Satu sapi di Indonesia biasanya memproduksi 12 liter per hari. Sehingga, pendapatan bisa dibilang tak begitu besar.
BACA JUGA: Dahlan Iskan: Rencana Bisnis BUMN di Australia Tetap Jalan
"Kalau di Belanda produksi susu satu sapi bisa mencapai 25 liter. Bayangkan, dua kali lipat. Itu berarti ada yang salah (dalam cara penanganan ternak di Indonesia, Red)," jelasnya.
Salah satu kekurangan yang baru diketahui mantan Dirut PLN itu adalah bagaimana memaksimalkan mental sapi. Menurutnya, sapi bisa memproduksi susu lebih banyak jika tak stress. Salah satunya, tips untuk memotong kuku sapi selama tiga bulan sekali. "Tiga bulan sekali, kuku sapi harus dipedicure. Kalau, kukunya terlalu lebar sapinya tidak nyaman. Dan akhirnya, produksi susunya enggak banyak," terangnya.
Untuk menanggulangi hal tersebut, lanjut dia, pihaknya pun sudah punya rencana. Yakni, proyek percobaan desa susu antara PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, PT Frisian Flag, dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang. Proyek tersebut merupakan salah satu bagian dari program Sustainability Dairy Development yang diluncurkan di Lembang pada Juli 2013 lalu.
"Proyek ini seperti rencana kandang komunal yang mau diimplementasikan untuk sapi potong. Tapi ini ternyata mereka dulu yang melaksanakan," ujarnya.
Dalam proyek tersebut, Frisian Flag dan PTPN VIII bakal bekerja sama membangun sebuah fasilitas peternakan modern yang bisa menampung 50-70 ekor sapi. Dengan teknologi tersebut, sapi-sapi milik peternak bisa diternakkan di sana sehingga pengolahannya lebih efisien.
BACA JUGA: PTPN VIII Gandeng Frisian Flag Wujudkan Swasembada Susu
"Ini adalah bagian dari program kami. Dana investasi untuk total program ada sekitar EUR 10 juta. EUR 4 juta akan disumbangkan oleh pemerintah Belanda. Sisanya baru dana dari semua pihak terkait," ungkap Direktur PT Frisian Flag Indonesia Marco Spits.
Langkah tersebut, lanjut dia, merupakan keinginan Frisian Flag untuk berkontribusi di negara yang sudah digeluti sejak 1922. Saat ini, perusahaannya mempunyai sekitar 250 ton produk susu dari 20 ribu peternak sapi lokal yang dipasok ke pabriknya. Susu tersebut merupakan bahan baku untuk produk susu cair. "Kami ingin membantu karena perusahaan ini juga dimiliki oleh 19 ribu peternak sapi di Belanda," ungkapnya.
Namun, Direktur PTPN VIII Dadi Sunardi mengaku belum membahas lebih lanjut mengenai proyek tersebut. Menurutnya, masih perlu ada perhitungan mengenai berapa luas yang diperlukan dan pembagian penghasilan. "Intinya, kami ingin memanfaatkan setiap jengkal lahan kami yang mencapai 114 ribu hektar," ujarnya. (bil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendag Desak Importir Segera Potong Sapi
Redaktur : Tim Redaksi