jpnn.com, NUSA TENGGARA TIMUR - Produktivitas komoditas jagung tengah digenjot oleh tim Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale) Kementerian Pertanian di Nusa Tenggara Timur.
Salah satu upaya itu adalah memasukkan teknologi dan mekanisasi di NTT.
BACA JUGA: 546 Kelompok Tani NTT Terima Bantuan Modal Ratusan Juta
Staf Ahli Infrastruktur Kementerian Pertanian Ani Andayani mengatakan, NTT termasuk daerah dengan luasan lahan jagung terluas ketiga di Indonesia. Namun, produktivitasnya berkisar 2,6 ton per hektare sampai 3,6 ton per hektare, sangat kecil dibanding daerah lain.
"Karena itu dibentuk Upsus. Upsus ini adalah sebuah intensifikasi dari pekerjaan yang lama," kata Ani di sela-sela panen jagung seluas 50 hektare di Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, Rabu (11/4).
BACA JUGA: Kementan Dorong NTT Ekspor Jagung
Luas lahan jagung di NTT mencapai 363.505 hektare dengan menyumbang enam persen lahan jagung untuk nasional. Sedangkan produksinya berada di 808.870 ton pada 2017. NTT menyumbang tiga persen untuk produksi jagung nasional.
Ani menilai, angka tersebut perlu dioptimalisasi sehingga NTT bisa swasembada dan melakukan ekspor jagung.
BACA JUGA: Deteksi Kesalahan Kegiatan Pemerintah dengan SPIP
Sebagai upaya menggenjot produksi, pemerintah sudah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Percepatan Penyediaan Embung Kecil dan Bangunan Penampung Air Lainnya di Desa. Ani mengatakan, untuk membangun satu embung, ada 12 lembaga yang bekerja sama.
"Jadi, Kementerian Desa menyediakan anggarannya dari Dana Desa, Kementerian PUPR soal teknisnya dan Kementerian Pertanian mendorong kepala daerah untuk mengadakan embung," kata Ani.
Selain itu, Kementan juga menggandeng TNI untuk mengawasi perluasan dan produksi jagung.
Penanggung jawab Upsus Pajale NTT ini juga mengungkapkan, Gubernur NTT Frans Lebu Raya juga telah memutuskan daerahnya sebagai sentra penghasil jagung. Karena itu, tidak ada alasan untuk NTT tidak menghasilkan jagung.
"Pada 2016, NTT sudah mencapai satu juta ton jagung. Seharusnya untuk swasembada jagung tidak mudah di NTT," kata dia.
Untuk meningkatkan produktivitas jagung di NTT, teknologi asal Jepang, Sheet Pipe System bisa digunakan. Sheet Pipe System merupakan pipa polypropylene yang ditanam dalam tanah untuk mengendalikan kondisi air pada suatu lahan pertanian. Teknologi ini berguna untuk mengoptimalisasi lahan kering dan rawa.
Dalam kunjungan Ani ke NTT, pihaknya juga membagi-bagikan Kartu Tani kepada 546 kelompok tani.
Donna Sine selaku Kepala Cabang BNI Soe mengatakan, setiap kelompok tani diberikan bantuan fasilitas dana guna meningkatkan usaha pertaniannya. Setiap kelompok tani diberikan bantuan dana bervariasi, yang terkecil adalah Rp 100 juta.
"Kemudian bantuan ini tidak boleh cash, harus transfer ke pihak ketiga. Belanja mereka juga atas rekomendasi Dinas setempat sehingga modal yang diberikan sesuai dengan sasaran," kata Donna.
Dalam kunjungannya ini, Ani menyerahkan sejumlah alat dan mesin pertanian (alsintan) dan Kartu Tani kepada 546 kelompok tani di Timor Tengah Selatan.
Kabupaten Timor Tengah Selatan kini memiliki 17 buah rice mile unit, sepuluh unit rice transplenter, 50 unit pompa air bantuan sejak 2015 dan empat unit cultivator.
Selain itu, daerah ini juga telah menerima sepuluh traktor roda empat dan ratusan traktor roda dua. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 1.000 Desa Jadi Sasaran Bedah Kemiskinan Berbasis Pertanian
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga