JAKARTA - Produsen elektronik hingga Juli lalu kebanjiran permintaanGabungan Pengusaha Elektronik Indonesia (Gabel) pun langsung merevisi target penjualan elektronik sampai akhir 2011
BACA JUGA: Semester II, Peritel Modern Agresif Buka Gerai
Awal tahun lalu, mereka menetapkan sales produk elektronik bakal meningkat 15 persen.Ketua Gabel Ali Subroto Oentaryo optimistis bisa mencapai pertumbuhan lebih tinggi daripada target yang dipatok awal tahun."Kalau dilihat pertumbuhan hingga Juli 2011, kami optimistis pertumbuhan 2011 bisa 20 persen
Sebelum ini, penjualan produk elektronik ditarget menembus Rp 26,9 triliun atau naik 15 persen dari pencapaian 2010 sebesar Rp 23,4 triliun
BACA JUGA: AG Gelar Baksos di Berbagai Kota
Dengan revisi pertumbuhan menjadi 20 persen, nilai sales tahun ini bisa Rp 28 triliunDijelaskan, sampai Juli penjualan produk elektronik secara keseluruhan meningkat 23 persen dibandingkan periode sama tahun lalu
BACA JUGA: Pasokan Gas Industri Turun, Laba PGN Stagnan
Kontribusi terbesar terhadap penjualan antara lain produk TV jenis LCD, LED, dan plasmaKemudian disusul, home appliances seperti lemari pendingin dan mesin cuci"Umumnya, untuk semester kedua bisa membukukan penjualan lebih besar dibandingkan semester pertama, terutama adanya Lebaran, Natal, dan tahun baru," tutur dia.Ali menguraikan, di dalam produk elektronik terbagi antara lain audio video, home appliances, dan small appliancesUntuk audio video didominasi TV CRT, LCD, LED, dan plasmaSedangkan pertumbuhan audio cenderung negatif atau turunSmall appliances terdiri atas water pump, vacuum cleaner, microwave oven, dan lainnya.
Dia mengatakan kendati pertumbuhan ekonomi nasional cukup tinggi, tapi cenderung tidak merataKarena itu, tingkat penetrasi produk elektronik dan alat-alat listrik rumah tangga masih bisa menngkat lagi ke depanDari sisi industri, dia meyakini, besarnya permintaan dapat mendorong perusahaan melakukan ekspansi, khususnya produk berdimensi besar seperti kulkas dan mesin cuci"Tapi, kalau audio video dan small appliances bisa terjadi proses pemindahan ke luar Indonesia," tandasnya.
Terkait penguatan rupiah, dia menyebut tidak berpengaruh negatif terhadap industri dalam negeri"Namun, untuk pertumbuhan pasar domestik bisa sangat positif, karena konsumen lokal diuntungkan yakni membeli barang dengan harga murah, khususnya produk impor," jelas dia(res/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pegadaian Raup Keuntungan dari Investasi Emas
Redaktur : Tim Redaksi