jpnn.com - PRODUSEN kedelai edamame berkualitas ekspor, PT Mitratani Dua Tujuh, mulai membidik pasar Australia dan Timur Tengah. Selama ini, ekspor produk kedelai edamame dari anak usaha BUMN PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X) itu masih terkonsentrasi ke Jepang.
”Kami mencoba mengembangkan ekspor ke Australia dan Timur Tengah sebagai upaya diversifikasi pasar. Tapi Jepang masih akan menjadi pasar utama. Selama ini kami sudah cukup menguasai pasar edamame di Jepang, tentu ke depan akan diperdalam penetrasinya sembari menggarap pasar negara lain,” kata Direktur Mitratani Dua Tujuh, Wasis Pramono.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Pernah Berikan Gajinya untuk Dirut PT Pelni
Menurut Wasis, pasar Australia dan negara-negara Timur Tengah cukup potensial karena konsumsi hortikultura di negara-negara tersebut cukup tinggi. Kesadaran untuk mengonsumsi makanan sehat telah mampu meningkatkan permintaan edamame. ”Kami ingin, ke depan pasar non-Jepang mulai berkembang. Setidaknya 35 persen produk kami terdistribusi ke luar Jepang. Selama ini, 80 persen dari ekspor kami tertuju ke Jepang, baru sisanya ke dalam negeri dan negara di luar Jepang. Kami juga akan memperkuat pasar dalam negeri karena potensinya cukup menjanjikan,” tutur Wasis.
Tahun ini Mitratani menargetkan pendapatan sebesar Rp 130 miliar. Target ekspor dipatok sebesar 6.700 ton produk edamame. ”Hingga kuartal pertama 2014, kinerja sudah on the right track,” ujarnya.
BACA JUGA: Momen Beli Saham Unggulan
Wasis mengatakan, pasar di Jepang akan tetap menjadi prioritas karena selama ini produk Mitratani sudah cukup mendominasi pasar edamame di Negara Sakura tersebut. Mitratani memiliki 22 konsumen besar di Jepang.
”Dalam setahun kita selalu melihat perkembangan langsung di Jepang, sekaligus mencermati gerak kompetitor. Kita juga mengundang agen dan konsumen untuk berkunjung ke pabrik kami untuk melihat pengelolaan pabrik yang berstandard tinggi sesuai keinginan mereka. Kita tunjukkan bahwa produk kami memang kaya nutrisi, higienis, dan bebas bahan kimia,” kata Wasis.
BACA JUGA: RI Incar Pabrik Otomotif Australia
Di Jepang, pasar edamame Mitratani terdiri atas pembeli ritel dan pembeli pabrikan. Khusus untuk pembeli ritel, produk dikemas lebih kecil, yaitu 2 ons per bungkus. ”Banyak disajikan di restoran dan hotel di Jepang,” kata Wasis.
Wasis menambahkan, Mitratani juga akan intensif mengembangkan pasar komoditas selain edamame, seperti okra, buncis, dan beragam sayuran lainnya. Mitratani telah memproduksi sekitar 39 produk bumbu dan sayur siap pakai, antara lain bumbu rendang, bumbu sambal goreng, sayur sop, cap cay, dan perkedel.
”Pasar okra sangat besar di Jepang dan kami sudah mulai mengekspor ke Jepang. Okra ini margin keuntungannya lebih baik dari edamame. Untuk buncis, tahun ini kami uji coba dan rencana ekspor awal 70 ton ke Jepang. Sedangkan produk bumbu dan sayur siap pakai kami pasarkan ke sejumlah perusahaan pertambangan seperti Freeport yang memang membutuhkan makanan siap saji di lokasi pertambangannya yang jauh dari kota,” kata Wasis.
Produk turunan edamame juga digarap dengan mengembangkan minuman, tepung, dan pasta, ”Sehingga kami tidak hanya jual edamame sebagai produk primer, tapi sudah ada turunannya yang bisa memberi nilai tambah,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Wasis, Mitratani tengah mengembangkan komoditas talas jepang (satoimo/colocasia esculenta) dan ketela rambat varietas beniazuma untuk diekspor ke Jepang. ”Kami sedang uji coba pengembangan talas dan ketela rambat, sudah survei pasar di Jepang, hasilnya cukup prospektif. Semoga tahun depan sudah mulai berjalan,” kata dia.
Mitratani sendiri adalah anak perusahaan PTPN X dengan kepemilikan saham 65 persen. Adapun sisa saham 35 persen dimiliki PT Kelola Mina Laut (KML), sebuah perusahaan produk pertanian subsektor perikanan yang memiliki jaringan ekspor cukup luas di Asia dan Eropa. Saat ini Mitratani mempunyai lahan seluas 1.100 hektar di Jember dan Bondowoso, Jawa Timur. (eri/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merpati Terus Upayakan Bayar Gaji Karyawan
Redaktur : Tim Redaksi