jpnn.com, JAKARTA - Bogasari menargetkan pertumbuhan penjualan enam persen di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Indonesia Timur.
Menjelang Lebaran, permintaan terigu diprediksi meningkat 10–15 persen.
BACA JUGA: Kerek Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Andalkan Surat Utang
VP Commercial Bogasari Area Indonesia Timur Ivo Ariawan Budiprabawa menyatakan, segmen usaha kecil dan menengah (UKM) mendominasi penjualan perseroan sekitar 60 persen.
Sekitar 20 persen diserap industri besar. Sedangkan 20 persen di segmen rumah tangga.
BACA JUGA: Ekspor Masih Bergantung Harga Komoditas
’’Segmen UKM melakukan ancang-ancang kenaikan produksi sejak dua bulan menjelang Lebaran,’’ papar Ivo, Rabu (24/5).
Saat ini, konsumsi terigu di Indonesia mencapai 18 kilogram per kapita per tahun. Pertumbuhan permintaan terigu dipengaruhi beberapa faktor.
BACA JUGA: Gerindra Pesimistis dengan Pertumbuhan Ekonomi 2018
Di antaranya, perubahan budaya dan pola makan serta pertumbuhan ekonomi. ’’Anak muda sekarang menggemari olahan mi maupun roti,’’ terang Ivo.
Konsumsi terigu Indonesia masih lebih rendah jika dibandingkan Malaysia dan Singapura dengan konsumsi terigu mencapai 30 kilogram per kapita per tahun.
Indonesia memiliki 30 produsen tepung terigu dengan total kapasitas produksi 13 juta metric ton giling gandum per tahun.
Total konsumsi tepung terigu di Indonesia sekitar enam juta ton per tahun.
Bogasari masih menjadi pemimpin pasar dengan pangsa 51 persen.
Perseroan mempunyai dua pabrik di Tanjung Priok dan Tanjung Perak dengan total kapasitas giling gandum 3,2 juta metric ton.
Namun, produksinya baru dua juta metric ton giling gandum per tahun.
’’Kapasitas produksi produsen terigu di dalam negeri lebih dari cukup. Jadi, kami siap mengatasi lonjakan permintaan terigu,’’ jelas Ivo.
Dari total enam juta ton permintaan terigu Indonesia, hanya sekitar 18 persen yang beredar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Indonesia Timur.
’’Tren konsumsi makanan berbasis tepung terigu memang masih terkonsentrasi di area Indonesia Barat,’’ ungkapnya.
Bogasari memiliki sejumlah merek tepung terigu. Yakni, Segitiga Biru, Kunci Biru, Lentera Merah, Cakra Kembar, dan Cakra Kembar Mas.
Merek Segitiga Biru dan Kunci Biru mendominasi dengan kontribusi 60 persen permintaan.
Dua jenis tepung itu memang merupakan bahan baku kue kering dan cake yang produksinya melejit menjelang Ramadan dan Lebaran. (vir/c14/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3 Tantangan Utama Perekonomian Indonesia Tahun Depan
Redaktur & Reporter : Ragil