Prof Jimly: Supaya Orang Enggak Rebutan, Begitu lho

Senin, 16 November 2020 – 08:40 WIB
Prof Jimly Asshiddiqie. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPD RI Prof Jimly Asshiddiqie menyatakan ambang batas pencalonan presiden di Pemilihan Umum (Pemilu) pada Pilpres 2024 sebaiknya ditiadakan.

"Mengenai presidential threshold, itu juga begitu, sebaiknya enggak usah ada," kata Prof Jimly saat berbincang dengan jpnn.com pada Sabtu (14/11).

BACA JUGA: DPR Cukup 2 Kubu, Agar Aspirasi Habib Rizieq Tersalurkan ke Senayan

Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia (UI) ini mengusulkan agar semua partai politik yang lolos ke Senayan berhak mengajukan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (Capres - Cawapres)

Pilihan kedua, seluruh partai yang menjadi peserta Pemilu punya hak mengajukan Capres - Cawapres.

BACA JUGA: NasDem Ancang-ancang Pilpres, Prof Jimly Langsung Menanggapi

"Kenapa begitu? Supaya orang enggak rebutan, begitu lho. Jadi, peluangnya banyak, kendaraannya banyak," ucap mantan Ketua Pertama Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Prof Jimly Asshiddiqie mengatakan dirinya pernah menjadi pemantau Pemilu internasional di Rusia tahun 2018.

BACA JUGA: Gubernur Khofifah Menghindar, Kepala Inspektorat Beri Pengakuan

Ketika itu di Rusia ada 34 orang yang diusulkan sebagai capres. Namun, setelah diseleksi KPU setempat, hanya delapan capres yang memenuhi syarat.

"Dari delapan itu yang menang, waduh, Putin (Vladimir Putin-red) jauh sekali, 77 persen. Jadi dia populer sekali. Tetapi yang tujuh calon lainnya tetap dipilih orang, sehingga demokratis begitu lho," jelasnya.

Karena itu, dia mendorong agar Pemilu di Indonesia juga berlangsung secara demokratis tanpa harus membatasi peluang munculnya banyak capres - cawapres.

"Masak kita kalah, takut bener jumlah calon presiden kebanyakan. Bangsa sebesar ini. Biarin saja calonnya banyak. Enggak apa-apa, toh yang menang nanti pasti cuma satu. Enggak usah khawatir," tutur Prof Jimly Asshiddiqie.

Satu contoh lain, katanya, Pemilu di Amerika Serikat yang baru saja digelar. Capres di Negeri Paman Sam itu juga banyak. Namun yang menonjol hanya dua, yakni Joe Biden dan petahana Donald Trump.

"Kalau di Amerika, banyak juga calonnya, kemarin ada empat calon presiden, cuma enggak terkenal saja. Enggak terkenal dan jauh suaranya. Jadi yang dikenal cuma Biden sama Trump. Jadi enggak usah dihalangi calonnya banyak," tandas mantan ketua DKPP ini.(fat/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler