jpnn.com, JAKARTA - Prof. Komarudin terpilih kembali sebagai calon rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) periode 2023 – 2027 melalui rapat pleno tertutup Senat pada 13 Juni.
Terpilihnya kembali Prof. Komarudin sebagai calon rektor UNJ karena membawa visi dan misi keberlanjutan dalam persiapan transisi perubahan status dari PTN-BLU menjadi PTNBH.
BACA JUGA: 1.529 Atlet dari Aceh Hingga Papua Unjuk Kemampuan di Kudus
Di samping mewujudkan amanah Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) UNJ untuk mencapai World Class University (WCU) dalam program kerja yang diusungnya.
Sosok yang dikenal bijaksana dan merangkul berbagai elemen civitas academica UNJ itu mengusung 7 pilar Akselerasi UNJ Bereputasi Dunia sebagai program kerjanya dalam pencalonan rektor UNJ periode 2023 – 2027.
BACA JUGA: Festival Pantun UNJ Berhasil Pecahkan Rekor MURI
Dia mengatakan pogram kerja didasarkan dari persiapan transisi perubahan status UNJ dari PTN-BLU ke PTN-BH pada 2023 dan RPJP UNJ 2020 – 2045.
Pada RPJP UNJ diamanahkan setelah UNJ berstatus mandiri dengan ditandai menjadi PTN-BH, tahapan berikutnya UNJ unggul di antara LPTK hingga 2045 mencapai reputasi dunia.
BACA JUGA: Petani Seluruh Indonesia Unjuk Keterampilan dan Tampilkan Inovasi di PENAS XVI 2023
"Kepemimpinan ke depan itu harus berkelanjutan dan seirama dengan amanah RPJP, jangan sampai berbeda," ujar Komarudin di Jakarta, Selasa (4/7).
Kalau berbeda nantinya jadi tidak tercapai visi – misi besar UNJ ini. Oleh karena itu , kata ketum Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Indonesia (HISPISI) ini lagi, program kerjanya tidak lepas dari amanah RPJP UNJ agar tahapan pencapaiannya terukur dan terstruktur.
Dengan begitu mencapai visi sebagaimana telah ditetapkan pada Statuta UNJ dan juga berkaitan dengan program dari kementerian.
Guru besar bidang Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. ini menjelaskan bahwa 7 pilar Akselerasi UNJ Bereputasi Dunia yang mengangkat tagline “Great Reputation to Enlighten the Nation and the Globe” ini pertama, penguatan core competency dan kualitas pendidikan bertaraf internasional.
Kedua, iuaran penelitian & P2M yang berdampak bagi masyarakat, DUDI, negara, dan dunia. Ketiga, penguatan publikasi, sitasi, sumber informasi, dan publisitas. Keempat, penguatan tata kelola dan kinerja universitas.
Kelima, penguatan SDM dan kepakaran. Keenam optimalisasi aset, dan penguatan infrastruktur sistem teknologi informasi untuk income generating. Ketujuh, penguatan peran alumni dan jejaring kerja sama nasional dan internasional.
“Dari 7 pilar tersebut, masing – masing program kerjanya didasarkan dan diselaraskan untuk terus menyukseskan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," kata sosok yang gemar olahraga bulu tangkis ini selalu meraih prestasi.
Dia menambahkan 7 pilar tersebut juga menanggulangi persoalan 3 dosa besar pendidikan yang sering dikampanyekan Mendikbudristek Nadiem Makarim, yakni perundungan, kekerasan seksual, dan intoleran.
Dia mencontohkan program MBKM, pada pilar pertama capaian yang sudah diraih UNJ saat ini akan terus ditingkatkan melalui peningkatan Kampus Mengajar, Magang Bersertifikat, Studi Independen, Pertukaran Mahasiswa Merdeka Wirausaha Merdeka, dan Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Prof. Komarudin berkomitmen dalam memerangi masalah perundungan, kekerasan seksual, dan intoleran. Upaya ini salah satunya dengan membentuk Satgas PPKS sesuai amanah Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang PPKS, dan pembentukan Pusat Pengembangan Prestasi Karakter dan Peradaban (P3KP) UNJ pada 2020.
Berbagai pengalaman dan sharing saat jadi narasumber di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam desain Kurikulum Pancasila dan Lemhanas serta realitas sosial dunia pendidikan saat ini menjadi salah satu input bagi Prof. Komarudin untuk memperkuat UNJ.
Tidak hanya berfokus pada program pendidikan yang unggul dan internasionalisasi saja, tetapi juga menjadikan UNJ sebagai kampus yang memuliakan keberagaman, kesetaraan, dan inklusif, serta anti perundungan dan anti kekerasan seksual, seperti moto UNJ, yaitu Mencerdaskan dan Memartabatkan Bangsa.
"Saya ingin UNJ dalam mewujudkan cita – citanya sesuai amanah RPJP, tetap menjadi kampus yang humanis yang menciptakan rasa aman, nyaman, tertib, dan sehat bagi civitas academica di dalamnya," kata ketua Bidang Kampus Mengajar Majelis Rektor PTN se-Indonesia ini.
Prof. Komarudin juga menyampaikan bahwa saat UNJ berubah statusnya menjadi PTN-BH, potensi aset yang dimiliki saat ini akan dikembangkan lebih luas lagi dalam rangka sebagai sumber pemasukan utama.
“PTN-BH seringkali dikaitkan dengan komersialisasi pendidikan. Saya menegaskan penolakan terhadap praktik komersialisasi pendidikan," ucapnya.
Menurut profesor yang juga ketua Dewan Pakar Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) DKI Jakarta itu, layanan pendidikan tidak boleh komersial karena memiliki fungsi luhur untuk tingkatkan pendidikan bangsa.
Oleh karena itu, lanjutnya, saat PTN-BH, kampus tidak boleh mengandalkan mahasiswa untuk pendapatan. Hal itu yang ditakutkan masyarakat.
Perihal kesiapan finansial, potensi berbagai aset yang dimiliki UNJ akan dimaksimalkan sesuai dengan pilar ke-6.
Dia berharap semua bisa membangun UNJ untuk mewujudkan visi – misinya menjadi kampus bereputasi dunia, mendidik lulusan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan era globalisasi saat ini.
Bersamaan dengan itu tetap mewujudkan kampus humanis yang memuliakan keberagaman, kesetaraan, dan inklusif, serta antiperundungan dan antikekerasan seksual. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Beberkan Cara Jokowi Unjuk Nyali, Dicap Plonga-plongo tetapi Sukses Ambil PTFI
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Mesyia Muhammad