jpnn.com, PADANG - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Prof. Moh. Mahfud Md menyampaikan orasi ilmiah pada acara wisuda Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat, Minggu (17/12/2023).
Dalam orasi itu, Mahfud berpesan kepada para wisudawan dan wisudawati UNP yang segera menghadapi kehidupan nyata di masyarakat.
BACA JUGA: Perintahkan Ganjar-Mahfud untuk Sikat Korupsi!
"Pertama, setelah keluar dari gedung ini, Saudara akan masuk ke laboratorium yang sesungguhnya, yaitu kehidupan masyarakat itu sendiri," kata Mahfud.
Guru besar ilmu hukum itu mengingatkan setiap lulusan perguruan tinggi berhati-hati ketika masuk ke masyarakat.
BACA JUGA: UNP Anugerahkan Dr HC untuk Bu Mega, Inilah Pertimbangannya
Menurut Mahfud, kegagalan penyandang gelar akademik dalam kehidupan bermasyarakat akan berpengaruh pada jenjang kehidupan dalam jangka panjang.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menuturkan mahasiswa yang gagal dalam mata kuliah tertentu masih bisa mengulang pada semester berikutnya. Namun, hal berbeda tidak bisa dilakukan di tengah kehidupan masyarakat.
BACA JUGA: Hati-hati! Ganjar-Mahfud Bakal Menjadi Peluru Tak Terkendali Melibas Pelaku Korupsi
Mahfud menegaskan akan sangat sulit bagi lulusan perguruan tinggi yang gagal dalam kehidupan bermasyarakat untuk memperbaikinya.
Oleh karena itu, Mahfud menyampaikan pesan kedua. Menurut dia, setiap lulusan perguruan tinggi semestinya tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga intelektualitas.
Mahfud menyebut ijazah hanya sebagai bukti bahwa lulusan perguruan tinggi ahli dalam bidang tertentu. Namun, ijazah belum tentu menandakan seseorang merupakan barisan intelektual.
Lebih lanjut Mahfud mengutip ucapan kondang dari Proklamator RI Mohammad Hatta tentang tanggung jawab inteligensia atau kaum cerdik pandai.
Wapres Kedua RI yang lebih kondang dengan panggilan Bung Hatta itu berpendapat sarjana belum tentu intelek. Alasannya ialah sarjana merupakan suatu keahlian informal, sedangkan intelektualitas adalah kemuliaan moral.
Oleh karena itu, Mahfud berpesan kepada para wisudawan dan wisudawati UNP tidak hanya menjadi sarjana, tetapi juga mampu menjadi intelektual.
"Kerap kali kesarjanaan itu bisa digunakan sebagai alat untuk menipu," ujar akademikus yang kini menjadi cawapres bernomor urut 3 di Pilpres 2024 itu.
Mahfud mencontohkan ahli hukum baik berlatar belakang pengacara, dosen, hakim, maupun jaksa yang tidak bermoral sengaja menggunakan keahliannya untuk menipu orang.
Namun, beda halnya jika ahli hukum itu tetap menjunjung moral.
“Kalau Anda menjadi seorang intelektual, maka yang bertumpu di hati adalah moral," ujarnya.(Antara/jpnn.com)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebijakan bagi Disabilitas Tak Bisa Disamakan, Pak Mahfud Janjikan Penataan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi