Prof Ojat: Guru Tidak Akan Tergantikan dengan Teknologi

Minggu, 25 November 2018 – 16:10 WIB
Rektor Universitas Terbuka Prof Ojat Darojat saat membuka Temu Ilmiah Nasional Guru (TING) ke-10 yang dihelat FKIP UT, Minggu (25/11). Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, TANGSEL - Revolusi industri 4.0 tidak akan mampu menggantikan peran guru sebagai tenaga pendidik. Profesi guru akan tetap abadi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pun akan tetap ada untuk mencetak tenaga pendidik.

"Teknologi tidak bisa menggantikan posisi guru. Kalaupun akan ada robot, tapi sekadar mengajar bukan mendidik. Tugas mendidik ini hanya bisa dilakukan seorang guru," kata Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Ojat Darojat saat membuka Temu Ilmiah Nasional Guru (TING) ke-10 yang dihelat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UT, Minggu (25/11).

BACA JUGA: Pastikan Universitas Terbuka tak Terlibat Politik Praktis

Menurut Prof Ojat, saat ini kecerdasan akademik bukan lagi penentu keberhasilan siswa ketika suatu saat memasuki dunia kerja. Yang dibutuhkan adalah kecerdasan moral atau attitude-nya. Untuk mengajarkan attitude kepada siswa, peran guru sangat besar. Ibarat kata pepatah, guru kencing berdiri, murid kencing berlari.

"Sesungguhnya peran guru untuk kemajuan bangsa ini sangat besar. Mau jadi besar atau kecil negara ini ada di tangan guru. UT sebagai salah satu pelopor Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ikut membantu menciptakan guru yang siap mendidik siswa sesuai perkembangan zaman," bebernya.

BACA JUGA: Masih Ada Kendala Pendidikan Daring di Wilayah 3T

Dia menyebutkan, dari 1,6 alumni UT, 80 persen di antaranya adalah guru. Untuk masuk di FKIP UT, calon mahasiswa harus berprofesi guru. Baik statusnya PNS maupun honorer.

Guru-guru yang kuliah di UT diajarkan tentang penguasaan teknologi. Diharapkan mereka bisa menularkannya kepada anak didiknya.

BACA JUGA: 80 Persen Pemda Sudah Jalankan Pendidikan Jarak Jauh

Pada kesempatan tersebut, Dr Airil Haimi Mohd Adnan dari Universiti Teknologi Mara Malaysia yang tampil sebagai pembicara mengungkapkan, mulai 2019 Malaysia mulai meninggalkan text book. Semua dialihkan pada e-book. Siswa belajar dengan menggunakan gawai baik metode online game maupun online learning.

"Namun, guru tetap ada. Metode belajarnya berubah ke teknologi tapi pendidikan karakternya lewat peran seorang guru. Guru tetap jadi contoh yang baik untuk siswanya," tandasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng Universitas Terbuka Genjot SDM Aparatur Desa


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler