jpnn.com - JAKARTA - Prof Ryaas Rasyid soal Pj Gubernur DKI Jakarta: Kalau dari Sumber, ya Pak Bahtiar.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Prof Ryaas Rasyid memuji kinerja Soni Sumarsono saat menjadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta pada 2016-2017.
BACA JUGA: Mantan Dirjen Otda Sebut 4 Kriteria Pj Gubernur DKI Jakarta, Mengarah ke Bahtiar
Soni Sumarsono yang saat itu menjadi Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri, menurut Prof Ryaas, mampu menuntaskan tugasnya sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta dengan baik.
Prof Ryaas yang pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Pemerintahan dan Reformasi Birokrasi itu menyampaikan pendapatnya tersebut saat hadir sebagai pembicara diskusi bertema Mencari Figur Ideal Penjabat Gubernur DKI Jakarta, di Kantor DPD Partai Golkar, Jakarta, Rabu (28/9).
BACA JUGA: Sylviana Murni Singgung Pj Gubernur DKI: Bang Bahtiar, Siap-Siap Ya
Dalam paparan materinya, Prof Ryaas sama sekali tidak menyebutkan nama yang menurutnya paling pas menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta, menggantikan Anies Baswedan yang habis masa jabatannya pada 16 Oktober 2022.
Seusai memaparkan materinya, Prof Ryaas Rasyid ditanya moderator, siapa sosok yang paling pantas menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta.
BACA JUGA: Aneh, dari 6 Pj Gubernur Hanya 1 Pejabat Kemendagri
Diketahui, DPRD DKI Jakarta sudah mengusulkan 3 calon Pj Gubernur DKI, yakni Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Bahtiar, Sekda Provinsi DKI Jakarta Marullah Matali, dan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
"Kalau dari sumber, yang pas ya Pak Bahtiar," kata Prof Ryaas tegas, menjawab pertanyaan moderator.
Menurut Menteri Otonomi Daerah di era Presiden Abdurahman Wahid itu, Bahtiar lebih memiliki posisi yang lebih netral.
Alasan lain, Bahtiar tidak pernah menjadi pejabat di Pemprov DKI.
"Artinya beliau tidak memiliki kepentingan dengan pihak-pihak tertentu. Sosok Bahtiar paling mendekati sosok Pak Soni Sumarsono, terbukti selama Pak Soni menjabat Pj Gubernur DKI situasi pemerintahan DKI Jakarta berjalan kondusif," kata Prof Ryaas Rasyid.
Menurut pria kelahiran 17 Desember 1949 itu, kursi Pj gubernur memang seharusnya diisi birokrat eselon I Kemendagri.
"Biasanya dirjen kemendagri itu memiliki ketakutan untuk melakukan kesalahan. Kalau Pj gubernur dari kemendagri, itu biasanya hati-hati, penakut melakukan kesalahan karena puncak karier di kemendagri itu ya dirjen. Itu yang dijaga sampai akhir," kata Prof Ryaas Rasyid.
"Dan yang palling penting para pejabat di Kemendagri memiliki sikap netral dan tidak mungkin akan mengarah ke mana-mana dan pastinya akan menjalankan arahan dari Presiden RI. Bahtiar juga memiliki pengalaman menjadi Pj Gubernur di Kepri," ujar Ryaas Rasyid.
Bahtiar Biasa Mengurus FKUB dan Forkopimda
Soni Sumarsono juga hadir sebagai pembicara diskusi di Kantor DPD Partai Golkar DKI Jakarta.
Dia mengatakan, sosok Pj Gubernur DKI Jakarta mengenal karakteristik wilayah dan sosial budaya masyarakat DKI Jakarta.
Selian itu, memastikan kemampuan spesifik membangun komunikasi interaktif dengan DPRD, Forkopimda, FKUB, tokoh agama dan tokoh masyarakat Betawi.
Pj gubernur, kata Soni, juga harus memiliki kompetensi adminstrartif, baik secara teknis dan manajerial.
Pada kesempatan tersebut, Soni tidak menyebut nama siapa dari 3 calon Pj gubernur DKI, yang menurutnya paling pantas.
Sekadar cacatan, Bahtiar sebagai Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum membawahi sejumlah direktorat, antara lain Direktur Kewaspadaan Nasional, yang tupoksinya mengurus soal Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), komunitas intelijen, dan penanganan konflik.
Bahtiar juga membawahi Direktur Politik Dalam Negeri, yang antara lain mengurus pelayanan dan hal-hal terkait partai politik.
Selain itu, ada Direktur Ormas, tupoksi melayani urusan ormas dan NGO/masyarakat sipil. Bahtiar sendiri pernah menduduki jabatan tersebut.
Di bawah tanggung jawab Bahtiar juga ada Direktur Bina Ideologi dan Wasbang, serta Direktur Ekososbud yang menangani Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan kerukunan sosial. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu