Prof Samsul Rizal Bongkar Modus Kecurangan SNMPTN, Jangan Coba-coba Lagi

Senin, 04 Januari 2021 – 14:04 WIB
Wakil Ketua I LTMPT Prof Samsul Rizal membeber modus kecurangan SNMPTN. Foto: tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua I Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Prof Samsul Rizal mengingatkan  kepala sekolah, guru, dan siswa untuk menjaga integritasnya dalam memasukkan nila rapor.

Nilai rapor siswa ini menjadi salah satu syarat utama dalam seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) 2021.

BACA JUGA: Pengumuman: Sekolah Tidak Menggunakan Kurikulum Nasional Tak Boleh Daftar PDSS SNMPTN 2021

"Kami ingatkan kepsek, guru, dan siswa, harus jujur. Jangan coba-coba main curang hanya karena ingin anak didiknya lulus SNMPTN," kata Prof Samsul saat peluncuran sistem seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang dilakukan secara daring, Senin (4/1) 

Dia menjelaskan, sekolah masih diberikan kewenangan mengajukan nama-nama siswanya yang akan ikut SNMPTN.

BACA JUGA: Hal Penting yang Harus Diketahui Pendaftar SNMPTN 2021

Bila sekolahnya terakreditasi A, berhak mengajukan 40 persen siswa terbaiknya.

Kalau kemudian dari 40 persen siswa itu, ada yang ingin melanjutkan ke luar negeri atau ingin mencoba seleksi bersama masuk perguruan tinggi (SBMPTN), sekolah bisa menggantinya dengan yang lain meski rangkingnya di bawah.

BACA JUGA: Pemerintah Menghentikan Rekrutmen Guru PNS, Pak Eko Ungkit Sikap Bu Titi

"Contohnya, SMA A punya kuota 100 siswa. Namun, bila terbaik 1 sampai 10 ingin ikut SBMPTN, maka kuota tersebut bisa diisi dengan rangking di bawahnya misalnya 41 sampai 50. Silakan, kami tidak akan menggangu hak prerogatif sekolah," bebernya.

Rektor Universitas Syiah Kuala ini melanjutkan, yang harus diperhatikan sekolah adalah nilai.

Beberapa kasus terjadi siswa yang rangking di bawah malah lulus. Siswa bingung kenapa yang rangking di atas malah tidak lulus.

"Apa yang terjadi? Setelah kami telusuri ternyata nilai siswa tersebut lebih tinggi karena diubah nilainya," ucapnya.

"Dari mana kami dapat, itu saat verifikasi rapor itu kami dapat adanya perubahan nilai yang dilakukan oleh oknum," sambungnya. 

Samsul Rizal pun berharap tahun ini tidak ada pihak sekolah yang melakukannya. Karena kejadian seperti itu hampir selalu ada, contohnya di Universitas Syiah Kuala.

Sekitar 35 orang yang melakukan kecurangan nilai, dikeluarkan walaupun sudah dinyatakan lulus SNMPTN.

Dengan alasan itu, LTMPT menyatakan lulus SNMPTN belum tentu diterima di PTN. 

"Saya ingin menjelaskan kepada guru-guru dan siswa, Anda dikatakan lulus SNMPTN belum tentu diterima di perguruan tinggi negeri tersebut. Mengapa, karena akan dilakukan verifikasi. Kalau ada kecurangan otomatis tidak akan diterima," pungkas Samsul Rizal. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler