Prof Zainuddin Maliki: Jauhkan Sentimen Mayoritas dan Minoritas dari Lingkungan Belajar

Selasa, 27 Juli 2021 – 08:51 WIB
Prof Zainuddin Maliki. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PAN Prof Zainuddin Maliki menilai survei Lingkungan Belajar (LB) melalui kuesioner yang diedarkan ke sekolah-sekolah bernada bernuansa politis.

Survei LB tersebut juga dipandang berpotensi membangkitkan sentimen mayoritas minoritas Suku, Agama, Ras dan Antargolongan atau SARA lantaran mengajukan sejumlah pernyataan tendensius.

BACA JUGA: Sekolah di Kampar Ini Sudah PTM Sejak Januari 2021, Setiap Hari Belajar 3 Jam

Dia mengatakan seharusnya survei LB didasarkan kepada kepentingan untuk memetakan latar belakang tempat berlangsungnya pendidikan.

"Jauh dari kepentingan politik, sentimen mayoritas dan minoritas dari sisi suku, ras, maupun agama," katanya menanggapi diedarkannya survei LB ke sekolah oleh Kemendikbudristek RI.

BACA JUGA: Konon, Lili Pintauli Siregar Menelepon Wali Kota Tanjungbalai, Menyebut Nama Fahri

Prof Zainunddin Maliki menyoroti sejumlah pertanyaan tendensius di dalam kuesioner survei LB tersebut. Seperti, 'Lebih baik kalau ketua OSIS berasal dari agama yang mayoritas di sekolah'.

Kemudian, responden dari kalangan dunia pendidikan juga dimintai sikap atas pernyataan 'Cara berpakaian sesuai aturan agama kelompok mayoritas seharusnya diwajibkan bagi warga sekolah'.

BACA JUGA: Politikus Senior Demokrat di MPR Ini Dukung Keputusan Presiden Jokowi soal PPKM

Ada lagi pertanyaan 'Orang dari kelompok mayoritas agama lebih berhak menjadi pemimpin politik seperti bupati/walikota, gubernur dan Presiden'. Lalu, 'Guru dari etnis minoritas harus merasa bersyukur jika bisa mengajar di sekolah negeri'.

Demikian juga kuesioner survei itu mengandaikan etnis mayoritas sebagai sumber masalah, sehingga muncul pernyataan 'Dalam penerimaan siswa baru saya lebih memilih calon siswa yang memiliki latar belakang suku atau etnis mayoritas'.  

"Dari sejumlah pernyataan tersebut jelas sekali mengandaikan etnisitas dan agama mayoritas dinilai sebagai sumber masalah," ujar legislator asal Dapil X Jatim (Gresik-Lamongan) itu.

Menurut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu, salah besar kalau mencoba mengarahkan opini bahwa masalah di negeri ini hanya berasal dari mayoritas dan tidak ada yang berasal dari minoritas.

"Oligarki pemburu rente yang bermoral hazard itu minoritas. Hanya segelintir saja, tetapi mereka sumber masalah besar di negeri ini," lanjut Prof Zainuddin.

Lantaran dianggap berpotensi membangkitkan sentimen mayoritas minoritas atas dasar SARA, maka dia meminta Mendikbudristek Nadiem Makarim menarik kuesioner tersebut.

Dia meminta survei LB diarahkan pada upaya menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran secara komprehensif, bukan hanya menggali input, proses dan output, tetapi juga konteks, outcome, benefit dan impact pembelajaran.

Untuk itu, survei LB tersebut mesti diperbaiki berangkat dari asumsi penciptaan lingkungan yang kondusif. Dia menyebut sudah banyak riset yang menyebutkan tripusat lingkungan belajar, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang berpengaruh signifikan terhadap proses pembelajaran secara bervariasi.

"Kondisi tripusat pendidikan itulah yang seharusnya digali melalui survei lingkungan belajar ini. Buang jauh pikiran yang mengancam kesatuan dan persatuan yang apalagi bangsa ini tengah membutuhkan kebersamaan menghadapi darurat kesehatan karena krisis pandemi Covid-19 yang masih terus berlanjut sekarang ini," pungkas Prof Zainuddin Maliki. (fat/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler