Program Insentif Dinilai Bisa Bangkitkan Industri Otomotif

Senin, 09 September 2024 – 00:31 WIB
Ilustrasi Program instentif pemerintah bisa membantu membangkitkan sektor otomotif nasional yang terus menurun. Simak selengkapnya.. Foto: Seven Event

jpnn.com, JAKARTA - Beberapa tahun terkahir industri otomotif Indonesia terus mengalami penurunan. Salah satu cara untuk bisa membangkitkan industri tersebut ialah program insentif dari pemerintah.

Sebab, program instetif pemerintah bisa membantu membangkitkan sektor otomotif nasional yang terus menurun.

BACA JUGA: Skandal Industri Otomotif Jepang, Honda Menipu Dalam 3 Kasus, Sejak 2009

Hal itu diungkapkan langsung oleh pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu kepada ANTARA di Jakarta, Minggu (8/9).

Dia menyebut insentif dinilai sebagai jalan keluar bagi sektor otomotif sebagai salah satu industri yang terpukul keras akibat penurunan.

BACA JUGA: Skandal Industri Otomotif Jepang, Setelah Toyota Pemerintah Periksa Yamaha

"Jelas, (insentif) pasar otomotif nasional akan berpengaruh besar," kata Yannes.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah orang yang tergolong kelas menengah tercatat menurun hampir 9,5 juta jiwa dalam lima tahun terakhir.

Yannes menyebut dampak dari penurunan kelas pendapatan masyarakat telah dirasakan sektor otomotif nasional selama 15 tahun terakhir, antara lain ditandai dengan pangsa pasar dan penjualan mobil menurun meskipun sudah ada campur tangan dari pemangku kepentingan.

BACA JUGA: Skandal Industri Otomotif Jepang, Toyota Minta Maaf Lagi

Berbagai gelaran otomotif nasional berskala internasional telah dilakukan untuk menstimulus minat beli pasar, salah satunya pameran tahunan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS), acara tahunan yang diselenggarakan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Namun, menurut Yannes, hal tersebut belum cukup untuk meningkatkan penjualan yang berkesinambungan.

"Kita sudah 15 tahun terakhir turun terus, sliding terus. Berbagai upaya sudah dilakukan, Gaikindo sudah buat acara GIIAS dan semacamnya. Ketika acara GIIAS melonjak, setelahnya pasti turun lagi, kita turun terus," ujar dia.

Selain pemberian dukungan berbagai program insentif maupun subsidi untuk masyarakat dari pemerintah, lanjut Yannes, industrialisasi perlu untuk dilakukan.

"Kita harus masuk ke industri, nilai tambahnya yang paling tinggi di industri," kata Yannes.
???????
Prinsip ekonomi berorientasi industrialisasi, kata Yannes menjelaskan, adalah produksi, bukan konsumsi. Contoh industrialisasi adalah nikel, yang nilai jualnya dapat 150 kali lipat lebih tinggi jika telah diolah dari hulu hingga hilir, bahkan menjadi sebuah baterai kendaraan,dibandingkan bahan baku mentah.

Industrialisasi juga dapat diberlakukan di berbagai sektor lain, misalnya komponen kendaraan, dan banyak lagi.

Pada 2019, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia mencapai 57,33 juta jiwa. Sementara itu, pada 2023, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia tercatat 48,27 juta penduduk atau 17,44 persen dari jumlah total penduduk Indonesia.

BPS juga melaporkan penurunan kelas menengah pada 2024 menjadi 47,85 juta orang atau 17,13 persen dari total penduduk Indonesia. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Airlangga Dukung Produksi Electric Vehicle untuk Pacu Industri Otomotif


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler