Program Pusat Batik Nusantara Manjakan Pebisnis

Rabu, 22 Februari 2017 – 11:35 WIB
Ilustrasi batik. Foto; Malut Post/JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Meraih kesuksesan menjadi harapan bagi seseorang yang mengadu nasib di Jakarta.

Misalnya, Saiful CH, warga Desa Tanjungbumi, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

BACA JUGA: Tekstil Jadi Senjata Gaet Turis Singapura

Pria 38 tahun itu mengadu nasib hanya berbekal kain batik tulis asli Madura milik ibunya pada 2009.

Kala itu, dirinya mencoba peruntungan dengan berdagang batik tulis asli Madura. Dengan bermodal menyewa ruko di Trade Mall Thamrin City, Jakarta Pusat, ayah dua anak ini nekat meninggalkan tanah kelahirannya.

BACA JUGA: Mangga Dua Square Pikat Wisman Dengan Batik Tradisional

"Saya terprovokasi setelah melihat buku orang Jepang tentang seni batik Indonesia. Kok, orang Jepang lebih tahu batik daripada saya, yang turun-temurun kakek nenek saya semuanya pembatik. Saya kemudian keluar dari kerja di tambang, karena kemudian pengin berdagang batik," kata Saiful.

Pria yang akrab disapa Saiful Botak ini memiliki cara tersendiri untuk mengadu nasib di ibu kota.

BACA JUGA: Mbak Puan: Ayo Lestarikan Batik Indonesia

Saat itu, batik Madura yang belum dikenal di kalangan masyarakat Jakarta dibagikan olehnya secara cuma-cuma.

Hal tersebut dilakukannya untuk mengenalkan batik asli dari tanah kelahirannya.

"Awalnya saya kasih gratisan, buat pengenalan. Tapi lama-lama mulai ada yang pesan. Namanya juga strategi dagang, kami harus mengenalkan dulu apa yang mau kami jual," beber Saiful.

Setahun berselang, pengelola TM Thamrin City mengadakan program Pusat Batik Nasional (PBN) yang menjadi titik tolak dari usaha Saiful.

Alhasil, pria yang hanya lulusan sekolah menengah atas ini mulai banyak menerima pesanan dari Jakarta hingga luar daerah.

"Tahun 2010 dan 2011 menjadi momentum yang baik, karena TM Thamrin City kemudian membuat program Pusat Batik Nusantara di sini, pedagang batik menjadi semakin banyak di sini, membuat pengunjung semakin ramai, dan ada banyak sekali program promosi batik," ungkap Saiful.

Program PBN memang sengaja diadakan oleh pihak pengelola agar para pengrajin batik yang berasal dari nusantara bisa membuka lapaknya di Thamrin City.

Hal tersebut juga bertujuan untuk tetap melestarikan dan menjaga budaya batik asal nusantara.

"Ya kami berkembang bersama. Tumbuh bersama. Usaha Pak Saiful semakin maju seiring dengan semakin berkembangnya PBN, yang kini telah mengoleksi hampir semua sentra batik dari seluruh penjuru nusantara" jelas AVP Marketing Trade Mall Agung Podomoro Ho Mely Surjani.

Hingga sekarang, Saiful yang dulu hanya mampu menyewa ruko sudah mampu membeli sendiri.

Bahkan, saat ini sudah mampu mengembangkan usahanya dengan membuka beberapa cabang di penjuru TM Thamrin City untuk memasarkan batik Madura. (jos/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
batik  

Terpopuler