Program SMK-PK Kemendibudristek Disambut Antusias Oleh Industri

Jumat, 14 Januari 2022 – 21:23 WIB
Ilustrasi program pendidikan vokasi. Foto: ahm

jpnn.com, JAKARTA - Kemendikbudristek mulai membuka kesempatan bagi industri terlibat di program SMK Pusat Keunggulan (PK) Skema Pemadanan Dukungan.

Kunci utama dari skema itu ialah kemitraan dengan industri dalam bentuk investasi kepada SMK terkait. 

BACA JUGA: Proyek Satelit Kemenhan Bikin Negara Rugi Rp 800 Miliar, Jokowi Bereaksi Keras

President Director PT Komatsu Indonesia, Pratjojo Dewo Sridadi mengatakan penyelarasan kurikulum di SMK dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri (DUDI) penting dan bermanfaat.

"Kami memiliki program link and match yaitu Takumi Training Center," kata Dewo dalam diskusi  yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Kamis (13/1). 

BACA JUGA: Berita Terbaru Kasus Pengeroyokan Bripda Rio, Pelaku Utamanya Ternyata

Dia melanjutkan tujuan dari program itu ialah menerapkan standar kualifikasi lulusan SMK sesuai kebutuhan industri.

Kemudian mempersiapkan sourcing memadai dan kandidat yang memenuhi syarat untuk mendukung kebutuhan produksi akibat kondisi fluktuasi.

BACA JUGA: Dirjen Wikan: Industri Butuh Lulusan Vokasi Siap Kerja, Bukan Ijazahnya

Di samping mengurangi lead time dalam proses pengembangan karyawan baru dalam hal kesiapan kerja. 

“Setelah mendapatkan mitra, kami menyelaraskan kurikulum SMK sesuai kebutuhan industri, khususnya di budaya industri. Selain keahlian khusus manufaktur alat berat, hal ini perlu disisipkan di kurikulum,” tutur Dewo. 

Berdasarkan analisis kesenjangan kompetensi industri Komatsu dan SMK, Komatsu melihat budaya industri belum ada di dalam kurikulum SMK.

Misalnya, budaya industri yang dimaksud ialah budi pekerti, 5K, safety, horenso, 3C, serta yoss check. 

Solusinya menurut Dewo, sinkronisasi kurikulum dengan cara menambahkan budaya industri ke muatan dasar pendidikan soft skill.

Kemudian membuat Komatsu Class di masing-masing SMK.

Penyelarasan kurikulum dalam program link and match juga dirasakan PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA). General Manager Sustainability BUMA, Kristiyanto Widiyawan mengatakan penyelarasan kurikulum bermanfaat bagi BUMA dan lulusan SMK yang mengikuti program Competency-based Education and Training (CBET) dan Production-based Education and Training (PBET). 

"Keselarasan antara kurikulum SMK dengan kebutuhan industri membuat BUMA mampu menjalankan pilar-pilar pelaksanaan operasional yang berkelanjutan, dalam hal ini human capital," terang Kristiyanto. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Generasi Terbaru BR-V Tanpa Fitur Idling Stop System, Honda Beri Jawaban


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler