jpnn.com, SERANG - Komitmen Kementerian Sosial dalam pemberdayaan masyarakat melalui program Pejuang Muda menunjukkan hasil signifikan.
Hingga saat ini ada 104.086 data penerima bantuan telah diverifikasi Pejuang Muda yang tersebar di seluruh Indonesia hanya dalam kurun waktu delapan hari.
BACA JUGA: Luncurkan Program Pejuang Muda, Kemensos Gandeng 5.140 Mahasiswa
Verifikasi data ini sekaligus menjadi ajang bagi Pejuang Muda untuk mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan mengaktualisasikan dirinya dengan terjun langsung di masyarakat.
Selain itu, terdapat potensi alam maupun sumber daya manusia yang bisa digali dari masyarakat kurang mampu di tengah keterbatasan yang mereka miliki.
BACA JUGA: Kemensos dan Kemdikbudristek Berkolaborasi, Luncurkan Program Pejuang Muda
“Banyak ide kreatif yang digagas oleh para Pejuang Muda untuk menciptakan sumber ekonomi berkelanjutan. Tentunya hal tersebut disesuaikan dengan potensi atau kekayaan alam yang dimiliki agar memiliki nilai tambah,” ungkap Chaerur Rozikin, akademisi dan mentor Pejuang Muda melalui keterangan yang diterima Kamis (11/11).
Di Kabupaten Serang, proses pemberdayaan masyarakat dimulai dengan melakukan analisa wilayah di 9 kecamatan, yakni Baros, Ciomas, Pabuaran, Petir, Cikeusal, Pamarayan, Bandung, Kragilan dan Ciruas.
BACA JUGA: Kemensos Genjot Literasi Penerima Manfaat Lewat Pocadi
Dari hasil analisis, diperoleh informasi bahwa ada empat kecamatan yang memiliki potensi dan permasalahan yang cocok dilakukan pemberdayaan yaitu Kecamatan Pamarayan dengan potensi ekowisata bendungan dan budidaya ikan.
Selanjutnya Kecamatan Cikeusal dengan potensi peternakan, Kecamatan Petir dengan potensi industri sentra tas, dan Kecamatan Baros dengan rutilahu.
Berbeda dengan Kabupaten Serang, pemberdayaan di Kota Serang akan berfokus pada pengelolaan limbah industri.
Salah satunya yang akan dilakukan di Kampung Sewor dan Kampung Cidadap Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocok Jaya, Serang.
Faisal (23), peserta sekaligus Koordinator Pejuang Muda Kota Serang mengatakan dirinya dan 15 Pejuang Muda lainnya di Kota Serang berencana mengedukasi warga agar tidak membuang limbah hasil olahan langsung ke lingkungan.
Hal ini mengingat masih banyak warga yang membuang limbah industri tempe ke selokan.
“Kami ajak warga untuk membudidayakan maggot. Selain bisa mengurai limbah, penjualan maggot berpotensi membantu ekonomi masyarakat agar bisa bertahan di tengah situasi pandemi. Juga potensinya itu bisa terus ada walaupun keadaan berubah,“ katanya.
Pemberdayaan dan verifikasi data yang dilakukan oleh Pejuang Muda tidak lepas dari tujuan utama yaitu ketepatan penyaluran bantuan sosial. Exclusion dan inclusion error dapat diminimalisir sehingga bantuan sosial lebih tepat sasaran.
Dalam pelaksanaannya, Pejuang Muda menggunakan aplikasi Social Affair Geographic Information System (SAGIS) di mana setiap penerima bantuan yang diverifikasi dapat dikonfirmasi lokasi dan kondisi rumahnya.
Diharapkan keberadaan Pejuang Muda membawa spirit baru bagi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dan lebih awas terhadap potensi ekonomi di sekitar agar dapat mandiri, berdaya dan bertahan di berbagai kondisi.
Tentang Pejuang Muda
Pejuang Muda merupakan program sinergi antara Kemensos, Kemendikbudristek dan Kementerian Agama yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar berperan dalam penanganan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat.
Program ini menggandeng 5.140 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang akan diterjunkan ke tengah masyarakat untuk mengetahui permasalahan sosial dari dekat dan berupaya menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Di lokasi tugas, Pejuang Muda mengerjakan proyek-proyek penanganan kemiskinan dan masalah sosial yang didukung anggaran Kemensos.
Anggaran dialokasikan sebesar Rp 178 miliar bagi 5.140 mahasiswa.
Dalam Pejuang Muda terdapat empat pilihan program, yaitu di bidang bantuan sosial, pemberdayaan, lingkungan, serta fasilitas lingkungan yang terpenting bagi mahasiswa bisa memilih program dengan bobot 20 SKS selama satu semester. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi