Properti Rp 3 Miliar Bakal Jadi Incaran

Jumat, 05 Agustus 2016 – 08:16 WIB
Ilustrasi. Foto: Ist

jpnn.com - SURABAYA - Chief Operating Officer dan Wakil Presdir PT Intiland Development Tbk Sinarto Dharmawan yakin masyarakat tidak akan melewatkan kesempatan program pengampunan pajak.

Sebab, dengan program tersebut, dana yang sebelumnya tidak bisa digunakan kini bisa disalurkan maupun diinvestasikan dengan leluasa. Kelebihan dana tersebut, lanjut dia, berpotensi masuk ke properti. Mekanisme yang paling mudah adalah melalui penjualan langsung.

BACA JUGA: Target Penjualan Naik 30 Persen, Sharp Genjot Penetrasi ke Daerah

Apalagi portofolio properti yang tersedia beragam. Mulai hunian landed, apartemen, hingga perkantoran. ’’Informasi itulah yang gencar kami bagikan sehingga ketika dana tersebut siap disalurkan mereka sudah menentukan pilihan,’’ ujarnya kemarin (4/8).

Selain penjualan langsung, pihaknya siap menggandeng pemilik dana tersebut dalam menggarap proyek yang memberikan pendapatan berkelanjutan atau recurring income.

BACA JUGA: Paket Kebijakan ke-13 Siap Diluncurkan, Ini 2 Fokus Utamanya

Di Surabaya, Intiland memiliki dua proyek recurring income berupa hotel, yakni di Praxis dan Spazio Tower. ’’Kami akan jual sebagian, bisa 30–50 persen. Nah, nanti keuntungannya bisa sharing dari hasil pengelolaan,’’ urainya.

Direktur Marketing PT Intiland Grande Harto Laksono memperkirakan, properti dengan harga lebih dari Rp 3 miliar paling banyak diincar pemilik dana. Apalagi pada semester pertama lalu penjualan properti di atas harga tersebut tidak setinggi properti di kisaran harga Rp 1 miliar.

BACA JUGA: Fantastis! GoJek Raup Rp 7,2 Triliun

Meski demikian, permintaan untuk properti di kisaran Rp 1 miliar pada semester kedua diproyeksikan tetap stabil karena pasarnya berbeda.

’’Kendati memiliki kelebihan dana, perkiraan kami mereka tetap memanfaatkan kredit perbankan. Sebab, kalau hanya memanfaatkan kelebihan dana untuk membeli satu unit properti, dana tersebut tidak bisa maksimal. Selain itu, biasanya investor memiliki portofolio investasi di luar properti,’’ tuturnya.

Dia tidak menampik lonjakan permintaan terhadap properti bakal mengerek harga. Suplai dan permintaan akan sangat menentukan harga. Menyebut proyek properti Intiland, untuk unit tertentu, suplainya terbatas. Karena itu, bila permintaan tinggi, tidak tertutup kemungkinan harga bakal naik.

’’Selama semester pertama kenaikan harga maksimal lima persen. Pertimbangannya, pasar tidak bisa mengimbangi kalau terjadi kenaikan. Nah, pada semester kedua ini, kami optimistis harga bisa terkerek setidaknya 20–25 persen,’’ papar Harto.

Intiland agresif menyosialisasikan program tax amnesty melalui seminar. Tidak hanya kepada buyer, tapi juga kalangan umum. Menurut dia, pembeli merupakan target market potensial bagi penjualan.

Sebab, hampir 40 persen pembeli di Intiland adalah repeat buyer. ’’Kami juga menggelar seminar ke daerah-daerah yang kebanyakan pembeli kami berasal dari sana,’’ katanya. (res/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Target Penerimaan Negara dari Tax Amnesty Terlalu Ambisius


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler