Prosedur Pemberangkatan Calon Jamaah Haji via Filipina, Ongkos Ratusan Juta

Senin, 22 Agustus 2016 – 05:29 WIB
Calon jamaah haji embarkasi Jakarta di Asrama Haji Pondek Gede. Foto: Miftah/dok.JPNN.com

jpnn.com - MAKASSAR -  Sebuah biro perjalanan haji di Makssar, inisial ST, ikut memberangkatkan calon jemaah haji Idonesia via Filipina.

Travel ST yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan, kilometer 12 Makassar itu memberangkatkan 24 jemaah.

BACA JUGA: Pergoki Kawanan Pencuri, Penjaga Kontrakan Didor Bagian Kepalanya

Ini berdasarkan penuturan anak D, salah seorang jemaah yang saat ini berada di Filipina. Dia mengaku pada Februari lalu, dia mengantar ibunya mendaftar umrah di Travel ST, Makassar.

Dalam proses pembicaraan untuk memenuhi syarat umrah, tiba-tiba petugas travel menawarkan mendaftar haji melalui jalur Filipina.

BACA JUGA: Pekikan Allahhu Akbar Terus Terdengar Sebelum Pompong Tenggelam

Tawaran yang menggiurkan. Cukup membayar uang muka Rp 20 juta. Form pendaftaran haji berbahasa Tagalog pun diisi. Tidak perlu menunggu lama. Berselang dua bulan, tepatnya April sudah ada panggilan untuk pelunasan biaya haji.

Tidak dibayar uang muka dianggap hangus. Sisa biaya haji pun akhirnya dibayar lunas. Total dana yang dikeluarkan, kata dia, Rp 120 juta. Jemaah lainnya ada yang membayar hingga Rp 150 juta.

BACA JUGA: Diseruduk Angkot, Pedagang Bubur itu Tewas Jatuh ke Kali

"Setelah pembayaran selesai, kami diminta menunggu lagi untuk pembuatan dokumen," katanya. Lagi-lagi, tidak perlu menunggu waktu lama. 10 hari sebelum Ramadan, panggilan pembuatan dokumen sudah ada.

Seluruh calon jemaah haji kemudian berangkat ke Malaysia. "Di Malaysia ini penghubungnya,  biasa dipanggil Haji Rasyidin," bebernya. Dari Malaysia seluruh calon jemaah haji dari Indonesia berangkat ke Manila, Filipina.

Sebelum proses pembuatan dokumen, jemaah diinapkan di sebuah apartemen. Selama empat hari jemaah membuat dokumen. Mulai dari paspor dan lainnya. "Rata-rata gunakan data domisili di Sulu," bebernya.

Sekadar diketahui, warga Sulsel yang berangkat melalui jalur Filipina menggunakan ST berjumlah 24 orang. "Selebihnya saya tidak tahu. Karena banyak travel dan pengurus. Karena berangkat haji menggunakan kuota negara lain sudah lama dan banyak yang berhasil. Makanya kami tidak ragu," katanya.

Dia mengaku mendapat informasi dari ibunya via SMS. Dalam pesan singkatnya itu, D mengabarkan ke putrinya bahwa pada 18 Agustus, mereka checking di Bandara Internasional Ninoy Aquino. Mereka kemudian dipanggil masuk ke ruang tunggu. Ternyata, paspor dan tiket mereka ditahan satu-satu, kemudian disuruh duduk di lantai. 

"Kalau mau ke toilet, dikawal tiga orang tentara bersenjata," begitu pesan singkat yang dikirim D ke anaknya.

Sekarang, mereka masih di penampungan Kantor Polisi Filipina. Mereka ditempatkan di ruang isolasi. "Tapi kami baik-baik saja, ditangani Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) mulai tadi malam hingga sekarang," tulis D lagi. 

Menurut D, kemungkinan tiga hari ke depan, mereka akan segera dipulangkan ke tanah air. "Tolong informasikan ke keluarga, jangan cemas. Saya baik-baik saja," ujar D sebagaimana dituturkan anaknya.    

Berhaji Mesti Disertai Niat Suci

Bisa berhaji tentu harapan semua umat muslim. Hanya saja, mesti dilaksanakan sesuai ketentuan. Itu diungkap Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Abd Wahid Thahir, Minggu, 21 Agustus. Ini terkait 177 WNI yang ditahan pihak imigrasi Filipina, yang diduga memalsukan sejumlah dokumen agar bisa berangkat ke Tanah Suci menjalankan ibadah haji.

Ibadah haji kata dia, dimaksudkan untuk menyempurnakan keislaman seseorang. Namun, kata Wahid, mesti disertai niat suci sebelum menginjakkan kaki di Tanah Suci. "Mesti disertai niat suci untuk memenuhi perintah Allah. Diharapkan perjalanan haji ini mendapat ridho dari-Nya," tutur Wahid, Minggu, 21 Agustus.

Wahid pun menyayangkan adanya pihak yang memaksakan segala cara untuk bisa meraih gelar haji. Bahkan menjurus pada tindakan pelanggaran hukum. Menurut Wahid, menuju ke tanah suci dalam rangka menunaikan ibadah haji, juga ada persyaratan tersendiri berdasarkan aturan yang ditetapkan. 

"Untuk ibadah haji ini, ada aturannya sendiri. Niat yang baik mesti dibarengi tindakan yang baik juga," ujarnya. (sam/ful/dan/sam/jpnn)

Mau ke Mekah Nyangkut di Filipina

* Februari 2016, D mendaftar umrah di travel ST

* Pengurus Travel ST menawarkan berhaji via Filipina

* D membayar uang muka Rp20 juta

* Mengisi formulir berbahasa Tagalog

* April 2016, pengurus travel ST menelepon D

* Meminta pelunasan Rp120 juta

* Jemaah lain ada membayar Rp150 juta

* Usai melunasi, D diminta menunggu

* 10 hari sebelum Ramadan, D dipanggil untuk pembuatan dokumen

* Ada 24 warga menggunakan jasa travel ST

* D dan 23 warga lainnya berangkat ke Jakarta lalu ke Malaysia

* Di Malaysia, mereka disambut penghubungnya, H Rasyidin

* Dari Malaysia bertolak ke Filipina

* Menunggu empat hari untuk pembuatan dokumen:

- Paspor Filipina

- Diberi nama Filipina

- Dokumen kependudukan domisili Sulu, Filipina Selatan

* Selama empat hari diinapkan di apartemen

* Total jemaah yang nyangkut di Filipina ada 177 orang

* Setengahnya dari Sulsel

* Selain travel ST, PT BM juga diduga terlibat

Sumber: penuturan anak D yang mengantar ibunya ke travel ST

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Pemprov Cegah Kebakaran Hutan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler