Anak Tak Lolos PPDB, Ratusan Orang Tua Ancam Segel Sekolah

Selasa, 11 Juli 2017 – 12:46 WIB
Warga tampak marah karena anak mereka tak diterima di sekolah yang berada di dekat rumah mereka. Foto: batampos/jpg

jpnn.com, BATAM - Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, berakhir ricuh.

Ratusan orang tua siswa yang berdiam di sekitar lingkungan SMPN 47, Kelurahan Tanjungriau, Sekupang mengancam akan menyegel SMPN 47.

BACA JUGA: Investasi Masuk Terus Menggeliat, Ekonomi Batam Diyakini akan Kembali Berjaya

Mereka tak terima dengan proses PPDB di sekolah itu karena lebih mengutamakan anak-anak di luar lingkungan sekolah, ketimbang anak-anak mereka.

Kemarahan orang tua siswa tersebut cukup beralasan, sebab hasil PPDB online, SMPN 47 lebih banyak meloloskan siswa dari luar kelurahan Tanjungriau, yang menjadikan SMPN 47 sebagai pilihan kedua.

BACA JUGA: Penyebaran Sekolah Negeri Kurang Merata, Sistem Zonasi tak Bisa Diakomodir

Sementara anak-anak yang berdiam di sekitar lingkungan sekolah dan memilih SMPN 47 sebagai pilihan pertama malah tidak diterima.

"Dari 115 yang lolos PPDB reguler, hanya 11 orang saja, anak-anak di sini yang diterima, yang lainnya banyakan buangan dari SMPN 9 (Batuaji) semua," kata Rozikan, warga RT06/RW01, Kelurahan Tanjungriau, Senin (10/7).

BACA JUGA: Ribuan Turis Tiongkok Bakal Banjiri Batam Mulai Juli hingga September

Warga tak terima sebab hasil PPDB tersebut sepertinya bertentangan dengan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tentang zonasi sekolah. "Kalau menurut Permen itu, harusnya yang banyak diterima anak di lingkungan sini. Ini malah terbalik," protes Rozikan.

Aksi protes ratusan orangtua tersebut sudah terjadi sejak Jumat (7/7) lalu, saat tahu anak mereka tak lolos, namun mereka masih bisa bersabar, sebab pihak sekolah dan panitia PPDB menjanjikan akan mencarikan solusi bersama pihak Dinas Pendidikan Kota Batam.

Orang tua calon siswa tersebut disarankan kembali datang, Senin (10/7), kemarin.

"Hari ini kami datang lagi karena memang sudah dijanjikan, tapi mereka (pihak sekolah) tak ada. Malah ada tempel surat di pintu kalau belum ada keputusan, masih tunggu keputusan wali kota lagi. Anak kami mau sekolah dimana kalau tak ada kejelasan terus seperti ini," ujar Herman, warga lainnya.

Merasa dipermainkan, ratusan orangtua tersebut sempat mengamuk dan hendak menyegel pintu dan gerbang sekolah. Mereka tak terima karena merasa dipermainkan pihak sekolah.

"Sekolah ini dibangun atas permintaan kami warga di sini. Tapi kenapa saat anak kami mau sekolah malah dipersulit seperti ini. Kalau anak kami tak sekolah di sini, lebih baik tutup saja sekolah ini. Kami akan segel paksa kalau tetap tak ada kejelasan seperti ini," teriak Rozikan disambut koor "setuju" warga lainnya.

Warga yang berkumpul sejak pagi, memang sudah menyediakan alat segel, namun suasana kembali cair ketika dua orang perwakilan sekolah mendatangi lokasi sekolah tersebut sekitar pukul 11.00 WIB. Bersama Komite, Ketua LPM Kelurahan Tanjungriau serta perangkat RT/RW sekelurahan Tanjungriau, dua guru tersebut akhirnya berunding.

Hasil perundingan anak-anak yang berada di lingkungan sekolah tersebut akhirnya didata kembali dan pihak sekolah berjanji akan menyampaikan lagi ke Disdik dan Wali kota Batam Muhammad Rudi agar menambah lokal lagi di sekolah tersebut.

"Tahun kemarin memang enam lokal, tapi tahun ini turun jadi tiga lokal. Makanya ini akan kami sampaikan lagi ke pak wali agar ditambah lagi tiga lokal," ujar Komite SMPN 47 Mutazar, kemarin.

Meskipun sudah didata, orang tua wali murid belum merasa senang. Mereka belum mendapat kepastian apakah anak mereka akan diterima atau tidak. Mereka sangat berharap agar Pemko Batam memberikan solusi yang tepat terkait persoalan tersebut.

"Apapun solusinya yang penting anak kami sekolah pak. Kalau nggak ya sekalian saja tutup sekolah ini," ujar Rozikan. (eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wah Keren, Urus Akta Lahir Kini Bisa Lewat Online


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler