JAKARTA - Sembilan kota menjadi target Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) untuk pembentukan City Gas tahun iniKesembilan kota tersebut adalah Pekanbaru, Muara Enim, Bandar Lampung, Cilegon, Subang, Bojonegoro, Bangkalan, Tenggarong, dan Sengkang.
“Untuk tahun 2009, BPH Migas akan melakukan kajian pembentukan kota gas di sembilan kota,” kata Kepala BPH Migas Tubagus Haryono.
Ini merupakan program kedua, setelah pada 2008, BPH Migas telah melaksanakan kajian pembangunan kota gas di 10 kota yang mempunyai atau dekat dengan sumber gas bumi
BACA JUGA: Distribusi BBM Subsidi 2010 Tanpa Tender
Yaitu Lhokseumawe, Jambi, Prabumulih, Semarang, Blora, Tarakan, Bontang, Samarinda, Balikpapan, dan Sorong.Dijelaskan Tubagus, Tarakan mendapatkan pasokan gas dari Blok Tarakan sebesar 2 MMSCFD selama dua tahun
BACA JUGA: Media Online Masih Susah Cari Iklan
Pasokan gas untuk Prabumulih dari Blok South Sumatera extension (dikelola Medco SSE) sebesar 0,5 MMSCFD selama tiga tahun.Sorong, pasokan gas diperoleh dari Lapangan Matoa (dikelola JOB Pertamina-Petrochina Salawati) sebesar 1 MMSCFD selama tiga tahun
Sedangkan Lhokseumawe, Semarang, Blora, Jambi, Palembang, Samarinda dan Balikpapan belum mendapatkan pasokan gas
BACA JUGA: Kuartal I, Pemboran Eksplorasi Lambat
“Menurut Ditjen Migas saat ini telah dilakukan Front End Engineering Design (FEED) dan Design Engineering and Design Construction (DEDC),” ujar Tubagus.Dalam percepatan pembentukan kota gas, menurut Tubagus, pihaknya menghadapi beberapa hambatanAntara lain keterbatasan sumber pasokan gas bumi di sekitar kota gas di mana sebagian besar sumber gas bumi telah committed dengan pembeli khususnya industri, pendanaan pembangunan jaringan membutuhkan alokasi biaya yang cukup besar dengan risiko pengembalian investasi tinggi sehingga menyebabkan kurang diminatinya pembentukan city gasDi samping kebutuhan energi masyarakat kota yang pada umumnya telah terpenuhi minyak tanah dan LPG subsidi
Evaluasi Pasukan Mitan ke NTB
Tubagus juga mengungkapkan pasokan minyak tanah ke NTB yang selalu kurangMenurutnya, permintaan minyak tanah di NTB sangat tinggi karena untuk memenuhi kebutuhan omprongan tembakau.
Padahal, BPH Migas juga harus menyuplai MT di daerah lain.“Dibandingkan daerah lain, NTB merupakan daerah pertanian tembakau dengan omprongan tembakau paling banyakItu sebabnya pasokan minyak tanah ke provinsi tersebut sering tidak cukup,” ujarnya.
Mengatasi masalah ini, Tubagus mengaku telah berkoordinasi dengan Pemprov NTBDari hasil koordinasi terungkap ada 7500 omprongan dengan kebutuhan MT 30 ribu KL“Selain itu kami memperoleh data kebutuhan riil minyak tanah bersubsidi (MTB) berdasarkan klasifikasi jenis usaha omprongan,” ucapnya.
Ditambahkan Tubagus, saat ini BPH Migas tengah mengevaluasi kebutuhan dan alokasi MTB masing-masing usaha kecil ompronganHasilnya nanti akan dijadikan dasar pelaksanaan distribusi MTB untuk omprongan di NTB maupun daerah lainnya yang memiliki omprongan serupa(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2009, Produksi Migas Tembus 99 Persen
Redaktur : Tim Redaksi