jpnn.com - BALIKPAPAN - Proyek jembatan tol Balikpapan-Penajam Paser Utara (PPU) kini berada dalam situasi sulit. Keinginan investor memulai pengerjaan terbentur trase jalan sisi Balikpapan yang belum ditentukan.
Tak cermat menghitung, bukan hanya membuat anggaran membengkak, tetapi proyek senilai Rp 5,4 triliun ini mandek. Lantaran menginginkan efisiensi anggaran, Pemprov Kaltim berharap kelak jembatan tol terintegrasi dengan coastal road.
BACA JUGA: Ini Peringatan Serius untuk Perusahaan Daerah
Harapan yang sama juga dilontarkan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. Agar mengurangi masalah sosial dan tak berbenturan dengan tata kota yang ada, maka opsi interkoneksi jembatan tol-coastal road pun disarankan.
Hanya proyek coastal road masih terkendala izin lokasi dan reklamasi sehingga mobilisasi kegiatan belum dilakukan. Sebaliknya, jembatan tol sudah mengantongi izin dari Kementerian Perhubungan perihal ketinggian jembatan dari permukaan laut saat air pasang (clearance) setinggi 50 meter.
BACA JUGA: Kisah Janda Kaya, Pengin Nikah Lagi tapi Masih ada Mertua
Diperkirakan, pada triwulan ketiga 2016, proyek jembatan dimulai dari sisi Penajam. Kondisi ini membuat penyokong dana mayoritas Waskita Karya pikir-pikir. Menunggu coastal road atau memulai pengerjaan tapi jembatan terancam tak bisa dilintasi meski rampung.
Kepada Kaltim Post, salah satu pejabat Waskita Karya menuturkan, selama dua tahun belakangan ini, trase jembatan tol sisi Balikpapan belum tuntas. Data teknis yang disajikan konsultan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kemitraan, Surabaya, yang digandeng Waskita Karya masih menimbulkan pro dan kontra di level eksekutif dan legislatif Kota Beriman.
BACA JUGA: Biasanya Omzet Rp 4 Juta, Kini Hanya Rp 1 Juta
“Trase ini harus fix. Sehingga tidak mubazir pada saat kita melakukan pengeboran,” ujarnya. (riz/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tumbang, Si Doel Batal ke Negeri Kanguru
Redaktur : Tim Redaksi