Proyek Kereta Api Kaltim-Kalteng Terkendala Hutan Lindung

Jumat, 02 Desember 2011 – 11:06 WIB
SAMARINDA - Belum lagi dimulai, pembangunan rel kereta api yang rencananya menghubungkan Kalimantan Tengah (Kalteng)-Kalimantan Timur (Kaltim) oleh investor Rusia dihadang ganjalan yang mirip dengan proyek jalan tol Balikpapan-Samarinda; izin penggunaan hutan lindung

Andrey Shigaev dan Evgency Krozov, dua pengusaha asal Rusia yang berkunjung ke Kaltim selama dua hari ini, bolak-balik menanyakan izin penggunaan lahan sepanjang 160 kilometer untuk jalur rel kereta api tersebut kepada pemprov.

"Kita sudah sampaikan, mana tambang-tambang yang akan dilintasi, siapa yang punya

BACA JUGA: 6 Hari, Evakuasi Korban Gagal Lagi

Bagaimana mengurus izin ke Kementerian Kehutanan bila itu areal hutan lindung
Tahun depan, mereka baru mengurus proses izin itu," kata Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim, Yadi Sabianoor.

Dari pemetaan sementara, konsesi beberapa perusahaan tambang bahkan areal hutan lindung masuk jalur rel yang akan dilewati

BACA JUGA: Puluhan Gadis ABG Hilang

Seperti diketahui, pembangunan jalan bebas hambatan Samarinda-Balikpapan juga "terhambat" di areal hutan; yakni Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto dan Hutan Lindung Sungai Manggar (HLSM).

Investor Rusia di bawah perusahaan Kalimantan Railways berencana membangun rel yang mengoneksikan dua provinsi di Pulau Kalimantan dengan panjang 280 kilometer
Rel yang akan dibangun di Kaltim sepanjang 160 kilometer dan sisanya 90 kilometer di Kalteng dengan nilai investasi mencapai Rp 21 triliun

BACA JUGA: Spanduk Bergambar Bintang Kejora Disita Polisi



Yadi menuturkan, pertemuan dua pengusaha negeri Beruang Merah itu bersama Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, dua hari lalu, membahas persiapan pembangunan rel kereta apiPengerjaan fisik direncanakan tahun 2013 dan berakhir tahun 2016Di Kaltim jalur dimulai dari Kutai Barat tembus ke Balikpapan.

"Kita sudah bicarakan (lahan) itu dengan Wakil Bupati Kubar dan Wali Kota Balikpapan," katanya.

Dibayang-banyangi persoalan lahan, Yadi yakin investor ini tak menuai masalahSebab sebelumnya sudah ada pertemuan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia HE Alexander A Ivanov di Jakarta, awal Agustus lalu.

"Ada tim yang membantu persiapan lahanApalagi posisi Kaltim masuk koridor 3 MP3EI (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), jadi semua regulasi menyesuaikan," kata Yadi.

Seperti diketahui, pembangunan rel kereta api ini mendampingi rel kereta api yang dibangun oleh Rhas Al Khaima dari Uni Emirat Arab dan Nalco IndiaRel kereta Kalteng-Kaltim digunakan untuk mempermudah distribusi batu bara di Kalimantan dari wilayah Barito ke Sungai Mahakam yang lebih pendek 25 kilometer

Diketahui pula, yang akan "menumpang" di kereta di atas rel itu adalah batu bara termal maupun pembuat kokas (cooking coal) yang sangat berkualitas dari KaltengDi Indonesia, batu bara jenis kokas memang hanya ada di Kalteng dan KaltimHarganya hampir dua kali lipat dari harga batu bara termalGubernur Faroek berharap Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemprov Kaltim dan pihak Kalimantan Railways bisa dilaksanakan bulan iniSetelah MoU kemudian dilakukan Memorandum of Agreement (MoA)

"Rel diharapkan multigunaTidak saja mengangkut batu bara, tapi juga untuk mengangkut hasil perkebunan semacam karet dan minyak sawit.  Ke depannya untuk angkutan penumpang," kata Faroek

Sebelumnya, rencana pembangunan ini mendapat penolakan dari Gubernur Kalteng Terang NarangTeras mengatakan, dirinya berpegang pada komitmen empat gubernur se-Kalimantan pada 2007 laluDalam kesepakatan itu, para pemimpin provinsi menyatakan, tidak akan mengoneksikan rel kereta api antarprovinsi sebelum jaringannya terbangun secara terpisah di tiap provinsi.
 
Alasannya" "Sebab Kalimantan ini luasMasih banyak daerah yang infrastrukturnya tertinggalKasihan kan yang di perbatasan," ungkapnyaApakah itu berarti Anda menolak rencana investasi dari Rusia yang ingin membangun rel kereta api lintas provinsi" "Bukan menolak, apalagi ngototHanya waktunya tidak sekarang," jelasnya.(ri/far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jayawijaya-Merauke Aman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler