Proyek Teluk Lamong 68,14 Persen

Senin, 09 Desember 2013 – 02:25 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Sampai akhir November lalu, proyek pembangunan Terminal Teluk Lamong sudah mencapai 68,14 persen. Bahkan untuk pengerjaan lapangan penumpukan dan jalan penghubung mencapai 72,4 persen. Dalam pengerjaannya, proyek ini terbagi dalam lima paket.

Pimpinan proyek Terminal Teluk Lamong M. Harry Darmawan mengatakan lapangan penumpukan dan jalan penghubung masuk dalam paket B. Sekarang, perkembangan proyek untuk paket B sudah mencapai 72,4 persen. Saat ini, pihaknya tengah melakukan pemotongan elevasi tumpukan tanah di lapangan penumpukan. "Sebab, menurut kajian dari tim ITS surabaya, elevasi bisa dipangkas menjadi lima meter. Padahal, elevasi lahan di lapangan telah mencapai sembilan meter," ujar dia.

BACA JUGA: Bandara Curug Butuh Tambah Runway 300 Meter

Tim ITS Surabaya menilai, kepadatan tanah di lapangan penumpukan sudah sesuai. Itu sekaligus menjadi jaminan kekuatan lahan, sehingga peluang terjadi penurunan kecil. Berdasarkan hasil kajian, kepadatan lapangan penumpukan harus mampu menahan beban hingga sembilan ton per meter persegi. Nah dengan asumsi total luas lahan 15,86 hektar, sehingga lapangan penumpukan itu mampu menahan bebas sekitar 1,4 juta ton. 

Proyek pembangunan Terminal Teluk Lamong terbagi dalam lima paket. Antara lain, paket A  untuk pekerjaan dermaga internasional, paket B pekerjaan lapangan penumpukan dan jalan penghubung (causeway), paket C pekerjaan jembatan penghubung, paket D pekerjaan bangunan perkantoran dan paket E pekerjaan pengadaan peralatan bongkar muat.  

BACA JUGA: Pelecehan Seksual Jadi Kasus Tertinggi

Terpisah, Kepala Humas PT Pelindo III Edi Priyanto mengatakan sejalan dengan percepatan pengerjaan paket B, termasuk mempersiapkan kedatangan peralatan bongkar muat buatan Konecranes Finlandia. Yakni, Automatic Stacking Crane (ASC) dan Stradle Carrier (SC). "Keduanya datang bertahap mulai awal Januari 2013," tuturnya. 

Ke depan total mendatangkan sebanyak 20 unit ASC dan 5 unit SC).  Rencananya, 10 unit ASC dan 5 unit SC akan datang 2014, sedangkan 10 unit ASC datang pada 2016. Selain itu, kontrak dengan Konecranes Finlandia mencakup pengadaan 10 unit Ship to Shore (STS) Crane.  Lima unit pertama datang pada 2014. Sisanya, sebanyak 5 unit pada 2016.

BACA JUGA: Bandara Tak Berfungsi, Digerojok Rp 18 M Lagi

STS Crane ditujukan untuk kegiatan bongkar muat internasional yang menggunakan teknologi twinlift. Yaitu, kemampuan mengangkat dua boks kontainer sekaligus ukuran 20 feet. Teknologi ini dapat mempercepat waktu bongkar muat kontainer tiap crane hingga 35 boks per jam dari sebelumnya yang rata-rata 25 boks per jam. "Hal ini tentu menguntungkan pemilik kapal karena dapat mengurangi waktu sandar kapal sehingga dari sisi pengoperasian kapal akan lebih efektif. Sedangkan bagi Pelindo III, kegiatan operasional bongkar muat kontainer menjadi lebih efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan kinerja operasional di pelabuhan", pungkasnya. (res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Marzuki Alie tak Terbebani Berada di Bantaeng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler