jpnn.com - Rencana Lion Air Group memboikot impor ratusan pesawat produksi Airbus didukung Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Pasalnya, maskapai tersebut melakukannya sebagai bentuk dukungan terhadap langkah pemerintah memerangi larangan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) ke Eropa.
BACA JUGA: Gagal Paham Soal Utang
“Kita apresiasi dan mendukung kebijakan korporasi Lion Air Group yang memboikot impor ratusan Airbus,” ujar Juru Bicara PSI Bidang Ekonomi dan Bisnis Rizal Calvary Marimbo di Jakarta, Kamis (12/4).
Rizal mengatakan, alasan Uni-Eropa memboikot CPO asal Indonesia sebab tidak ramah lingkungan tidak bisa diterima dan mengada-ada.
BACA JUGA: Utang Itu Biasa, Pak Jokowi Tak Perlu Diajari Berenang
”Ini kan masalah perang dagang, ada substitusi impor komoditas lain yang mau masuk, misalnya kedele atau jagung menggantikan CPO Indonesia dan Malaysia. Terus dia bikin-bikin alasanlah soal lingkungan,” ujar Rizal.
Sebagaimana diketahui, Chief Executive Officer (CEO) Lion Air Group Edward Sirait mengatakan pihaknya mendukung pemerintah dengan memboikot impor produk Airbus, produsen pesawat asal Prancis.
BACA JUGA: Minta Kemlu Tegur PSI, Wasekjen Gerindra Dinilai Konyol
“Mungkin saja. Gini, kita mendorong ekspor negara ini. Sama seperti statement saya yang mengatakan, kita ingin devisa kita untuk perawatan pesawat ini jangan keluar. Apa bedanya? Enggak ada bedanya kan. Kira-kira seperti itu," kata dia baru-baru ini.
Hal serupa disampaikan pendiri Lion Air, Rusdi Kirana. Rencana Lion mengembangkan penggunaan bioavtur berbasis sawit sebagai bahan bakar bagi pesawat komersial akan menjadi pukulan telak bagi Eropa.
Pasalnya, pesawat airbus milik Lion yang diproduksi di Perancis bakal menggunakan bahan bakar berbasis CPO.
"Bagi negara yang mengenakan pembatasan ekspor bahan bakar terbarukan berbasis sawit, mestinya melihat kalau pesawat udara yang mereka buat ternyata terbang memakai bahan bakar dari komoditas yang justru mereka boikot," ujar Rusdi.
Lion Air Group telah memesan sebanyak 234 unit pesawat Airbus sejak Maret 2013. Pemesanan ratusan pesawat itu merupakan pembelian terbesar dalam sejarah Airbus dan pemesanan tersebut telah menggerakkan roda perekonomian Prancis.
Dianggap berjasa, Presiden Prancis saat itu Francois Hollande memberikan penghargaan Légion d'Honneur kepada pendiri Lion Air Group, Rusdi Kirana.
Diketahui, Uni Eropa kerap menggaungkan penghapusan biofuel berbasis kelapa sawit (phase out palm oil based biofuel) pada 2021.
Parlemen Eropa menilai penggunaan minyak sawit sebagai salah satu biofuel berpotensi memberantas hutan.
Uni Eropa tak hanya melarang peredaran minyak sawit mentah dan biodiesel tapi juga seluruh produk turunan yang menggunakan minyak sawit mentah. Hal ini bisa berdampak ke negara pengekspor CPO terbesar di dunia seperti Indonesia dan Malaysia. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Omongan Tsamara Bikin Heboh, PSI Ajak Dubes Rusia Diskusi
Redaktur & Reporter : Adil