PSI: Intimidasi di CFD Upaya Membungkam Aspirasi Perempuan

Senin, 30 April 2018 – 16:32 WIB
Seorang wanita dan anak diduga mendapat intimidasi dari massa #2019GantiPresiden

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara PSI Dara Kesuma Nasution menyangkan pelecehan dan intimidasi yang dialami seorang ibu dan anaknya di area Car Free Day (CFD), Jakarta Pusat, Minggu (29/4).

Menurutnya, aksi sekelompok pria berkaus #2019GantiPresiden itu sekaligus menunjukkan bahwa ruang publik masih milik laki-laki.

BACA JUGA: KPAI Sesalkan Intimidasi Ibu dan Anak saat Car Free Day

“Dalam video yang viral itu, terlihat ibu dan anaknya sedang berjalan di arena CFD lalu dikerubungi dan dilecehkan secara fisik oleh sekelompok laki-kali. Itu masuk dalam kategori pelecehan di ruang publik (street harassment),” kata Dara dalam keterangan persnya, Senin (30/4).

Sebagai ruang publik, lanjut Dara, area CFD seharusnya dapat diakses secara aman dan nyaman oleh siapapun. Tak terkecuali kaum hawa dan anak-anak.

BACA JUGA: Polri Siap Tindak Tegas Pengintimidasi Massa #DiaSibukKerja

“Intimidasi semacam ini menunjukkan adanya upaya untuk membatasi jalanan sebagai arena kekuasaan laki-laki, yang pada akhirnya meminggirkan perempuan,” tambah perempuan yang juga calon anggota legislatif PSI dari Dapil Sumut III ini.

Dara juga merasa pelecehan itu merupakan sebuah upaya pembatasan hak bagi perempuan untuk menyuarakan pilihan politiknya.

BACA JUGA: Dugaan Intimidasi, Oso: Rakyat Cerdas, gak Usah Khawatir

Korban yang belakangan diketahui bernama Susi itu memang berada di area CFD untuk menyuarakan dukungan pada Presiden Jokowi dengan mengenakan kaos bertuliskan #DiaSibukKerja.

“Tujuan dari street harassment adalah menunjukkan pada perempuan bahwa seharusnya tinggal di ruang domestik. Perempuan di rumah saja, jangan turun ke jalan, apalagi menyuarakan aspirasi politik,” tutur Dara.

Lebih lanjut dia menjelaskan, street harassment menindas perempuan dengan membatasi mobilitas mereka sekaligus mencederai hak untuk bebas bergerak sebagai warga negara.

Banyak perempuan yang berhenti berjalan kaki, mengubah gaya berpakaian, hingga menghindari rute tertentu hanya untuk menghindari street harassment.

“Pada akhirnya, street harassment memaksa perempuan untuk mengubah perilaku sehingga merenggut kesempatan perempuan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang dia inginkan,” katanya.

Dara juga mengapresiasi keberanian Ibu Susi dalam merespons para laki-laki yang mengintimidasinya. “Keberanian Ibu Susi sangat luar biasa. Tidak mudah untuk bertindak asertif, seperti membalas perkataan si pelaku," ujarnya.

"Apa yang dilakukan Ibu ini adalah contoh bagi para perempuan agar berani mengklaim kembali ruang gerak yang direbut oleh laki-laki,” pungkas Dara. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Massa #2019GantiPresiden Berulah, Sandi Curiga Ada Rekayasa


Redaktur : Adil
Reporter : Adil, M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler