jpnn.com, SURABAYA - PSIS Semarang melayangkan surat protes kepada Komisi Disiplin PSSI terkait permainan kasar Persebaya Surabaya.
PSIS sendiri sukses menahan imbang Persebaya dengan skor 1-1 pada pekan ketiga Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Kamis (30/5).
BACA JUGA: Tiga Laga Tanpa Kemenangan, Posisi Djanur Terancam di Persebaya
Ada dua kejadian yang menjadi keberatan manajemen PSIS. Pertama, tekel gelandang Persebaya Misbakus Solikin kepada Septian David Maulana di kotak penalti pada menit 52.
BACA JUGA: Persebaya vs PSIS Semarang: Jangan Kecewakan Bonek Lagi, Rek!
BACA JUGA: Kecewa Putusan Wasit, PSIS Kirim Surat Protes Kepada Komdis PSSI
Meski tekel cukup keras, tetapi laga tetap dilanjutkan. Hal itu dinilai merugikan. Sebab, andai berbuah penalti, PSIS berkesempatan membawa pulang tiga poin.
Kejadian kedua adalah tendangan horor winger Persebaya Elisa Basna kepada Fredyan Wahyu pada menit ke-92.
BACA JUGA: Borneo FC Masih Keropos di Lini Pertahanan
Fredyan bahkan tampak meringis kesakitan akibat tendangan Basna. Untungnya, tak ada luka serius yang dialami Fredyan.
“Kata dokter nggak masalah. Besok (hari ini) istirahat di rumah,” kata mantan pemain PSMS Medan itu.
Hal itu sangat melegakan. Sebab, pelanggaran serupa pernah membuat dua pesepak bola Indonesia meninggal.
Yakni mantan pemain PKT Bontang Jumadi Abdi pada 2009 dan striker Persiraja Akli Fairuz yang meninggal pada tahun 2014.
Meski melakukan pelanggaran berbahaya, Basna hanya mendapat kartu kuning. Hal itu yang membuat manajemen PSIS murka.
“Jelas pemain Persebaya (Basna) sengaja menginjak perut Fredyan. Namun, oleh wasit tidak dianggap pelanggaran,” kata Komisaris PSIS Kairul Anwar.
Karena itu, dia juga berharap ada tindakan tegas kepada wasit yang memimpin pertandingan. Dalam laga itu, yang bertugas menjadi wasit adalah M. Adung dari Jakarta.
“Semua itu mutlak kesalahan wasit. Wasit seharusnya bisa lebih jelas lagi dalam memimpin pertandingan,” tambah Kairul.
Kairul juga sudah menyertakan bukti rekaman video dalam surat protes yang dikirimkan.
Itu sebagai bukti bahwa protes yang dilakukannya bukan hanya asal-asalan. Dia berharap ke depan wasit bisa memimpin laga dengan lebih baik lagi.
“Kami harap surat (protes) ini bisa jadi instrospeksi bagi perangkat petandingan, terutama wasit agar lebih jeli lagi mengambil keputusan di pertandingan, jangan ragu-ragu,” tambahnya.
Di sisi lain, pihak Persebaya masih belum memberikan respons soal protes PSIS kepada pemainnya.
Jawa Pos sudah berupaya menghubungi manajer Persebaya Candra Wahyudi. Namun, telepon maupun pesan singkat melalui WhatsApp belum direspons.
Hal itu bisa dimaklumi. Sebab, situasi internal Persebaya juga tengah panas. Kursi pelatih goyang lantaran belum meraih kemenangan dalam tiga laga Liga 1 2019. (gus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kompetisi Masih Panjang, Skuat Borneo FC Tidak Boleh Patah Semangat
Redaktur : Tim Redaksi