PSK Asing di Puncak, Tarif Rp 3 Juta

Sabtu, 14 Januari 2017 – 06:59 WIB
PSK asal timur tengah yang digerebek petugas Imigrasi di sebuah kamar villa di kawsan Tugu Utara Puncak Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/01). Foto: Romadhoni/Radar Bogor/JPNN.com

jpnn.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), kembali mengamankan puluhan PSK asing di Jakarta dan Bogor, kemarin (13/1).

Laporan Radar Bogor - JPNN

BACA JUGA: 32 WNA Diduga PSK, Tarifnya Sampai Rp 4 Juta

JUMAT (13/1) dini hari, petugas Kantor Imigrasi Kelas I Bogor mendapat informasi adanya gerak-gerik mencurigakan WNA Timur tengah di sebuah vila, RT 01/02, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua.

Petugas langsuung meluncur ke lokasi sekitar pukul 01.30 WIB. Benar saja, di dua vila terpisah, petugas mendapati empat perempuan asal Maroko, bersama pasangan masing-masing, serta ditemukan sejumlah kondom bekas pakai.

BACA JUGA: Sepertinya WNA Tangkapan Imigrasi Ini PSK Lagi

Di vila pertama yakni vila limo, petugas mengamankan Tara (29), imigran asal Maroko yang berprofesi sebagai PSK Timur Tengah.

Saat itu, Tara sedang mendapat orderan dari AT, melayani syahwat dengan bayaran Rp 3 juta.

BACA JUGA: Wali Kota Batam: Masa Saya Ngurusin PSK Asing?

“Saat kami ketuk pintu, mereka malah mematikan lampu, kami dobrak pintunya,” kata Kasi Wasdakim pada Kantor Imigrasi Kelas I Bogor, Arief S toto, kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group).

Saat lampu dinyalakan, Tara langsung menutupi wajah. Sedangkan si lelaki hidung belang, AT, bersembunyi di samping lemari.

Saat itu, Tara dan AT baru sekali melakukan “hubungan begituan”. Hal itu dilihat dari alat kontrasepsi yang didapati di atas kasur dan lantai. Dari total tiga bungkus, baru satu yang terpakai.

Petugas kemudian meminta Tara menunjukkan dokumen keimigrasian. Namun perempuan mancung bertubuh sintal itu tak mampu menunjukkan apa-apa. Sedangkan AT memiliki kelengkapan surat dan langsung dilepaskan.

Usai menangkap tara, petugas imigrasi menuju lokasi kedua, yakni vila suci dan vila renad. Dari kedua vila tersebut, kembali imigrasi menangkap tiga PSK asal Timur Tengah.

Di antaranya bernama Khatar, Qobil dan Bilqis. “Semuanya berasal dari Maroko,” kata Toto.

Ketiga vila tersebut hanya satu dari 200 vila sewaan yang kerap dipakai pelancong asal Timur Tengah menginap kala berada di puncak. Kala itu, vila tengah disewa oleh turis berkebangsaan Arab Saudi.

“Turis dari Arab Saudi semua, sudah ada semingguan. Emang sering disewain ke orang Arab. Nah, kemarin sempet nanya-nanya cari cewek di mana, ke saya,” tutur Adi Afriansyah (27) warga RT 01/02, desa Tugu Utara.

Empat ‘kupu-kupu malam’ itu langsung dibawa mobil Imigrasi menuju kantor Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI, di Jakarta. Mereka didampingi Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Jawa Barat, Ade Sukma Sinulingga.

“Sesusai SOP dilakukan Imigrasi, hanya karena mereka belum punya dokumen, nanti kita deportasi. Kita sedang dalami,” ujarnya kepada Kepada Radar Bogor, kemarin (13/1).

Berdasarkan pantauan Imigrasi, para PSK ini adalah muka-muka lama. Hasil pemeriksaan sementara, mereka berdalih dokumen tertinggal di kontrakan mereka.

Ade menegaskan, Imigrasi tingkat kabupaten/kota harus memperkuat pengawasan dan berkordinasi lintas stake holder. Langkah jitu itu, kata dia, dengan memperkokoh tim pora.

“Kita tingkatkan pengawasan dan lebih gencar turun lapangan memperkuat lebih sinergi lagi dengan instansi lain,” tegasnya.

PSK asal Timur Tengah bukan barang baru di kawasan puncak. Bisnis prostutusi PSK impor ini sudah ada sejak puluhan tahun silam.

Hal ini tidak terlepas dari kehadiran turis Arab Saudi dan lokasi penampungan Imigran Timur tengah, menjadi ladang bisnis bagi para PSK itu.

“Puncak kan lokasi penampungan imigran. Selain itu menjadi tempat favorit turis asal Arab Saudi,” ujar camat Cisarua, Bayu Ramawanto.

Bisnis prositusi bahkan kian mengkilat sejak 2012. Namanya terus mencuat menjadi bisnis prostitusi kelas premium di Puncak.

Pelanggannya tidak sekadar pria Arab yang tengah berlibur saja. Sejumlah pria lokal berduit pun menjadi pengguna jasa syahwat mereka.

Seiring gencarnya razia oleh petugas Imigrasi, para PSK itu kini lebih selektif memilih calon pelanggan pria pribumi. Namun tetap pelanggan prioritas adalah turis Arab Saudi.

Cara pemesanannya pun berubah. Dulu, memesan bisa dilakukan di salon-salon kecantikan yang ada di puncak. Lalu beralih ke restoran Arab.

Saat ini, cukup mengunakan aplikasi Whats App. Syaratnya, ada transfer duit panjer alias down payment.(don/all/d)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Tutup Saja Tempat Usaha PSK Asing!


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler