PSK Tua Masih Mampu Tiga Kali

Minggu, 09 Januari 2011 – 12:42 WIB
Penjaja Seks di Tasikmalaya tidak terbatas pada wanita-wanita mudaYang paruh baya juga tersedia

BACA JUGA: Acih Kendalikan PSK ABG Tasik

Bahkan, ada yang usianya sudah memasuki angka 50 tahun
Himpitan ekonomi menjadi alasan utama

BACA JUGA: Germo Menyamar Menjadi Pemijat

Selain tidak memiliki keahlian lain, mereka juga susah mencari pekerjaan lain.


Ibarat menu, nampaknya dunia malam Tasikmalaya ingin memberikan layanan super komplit
Mau yang ABG banyak, mau yang tajir juga ada

BACA JUGA: Warga Pendatang Minta Diputihkan

Buat yang menggemari perempuan-perempuan usia paruh baya, ternyata juga tersedia cukup banyak.Untuk PSK yang sudah memasuki usia uzur memang tidak lagi mangkal di tempat mewah, seperti karake, hotel atau kafeSekalipun ada juga untuk beberapa orangNamun, paling banyak mereka mangkal di sekeliling pedagang kaki limaMereka bisa didapati di kawasan Jl Mayor Utarya, hingga jalan Pemuda Kota Tasik.

Meski mangkal di strata kelas yang berbeda, PSK uzur ini seakan juga ingin tampil eksisMereka tak jarang berdandan menor, dengan pewangi yang menyentakSesekali mereka tak malu-malu menggoda lelaki yang melintas di dekatnya.

Sesekali mereka memberhentikan pengemudi sepeda motor yang melintasTangannya diacungkan untuk menyetop kendaran yang lewatJika ada pria hidung belang yang berminat akan berhentiSetelah itu terjadi tawar menawar di pinggir jalan, mereka akan siap tidur di hotel  yang tidak jauh dari lokasi tempat mangkal

Kami menjumpai Warnih, bukan nama sebenarnyaUsianya 50 tahunPerempuan yang memiliki kandungan lemak super besar itu mengaku berasal dari salah satu kampung di Kabupaten TasikmalayaSejak tahun 2000 dia mengadu nasib ke Kota TasikmalayaKarena tak punya keahlian lain, janda beranak tiga itu terpaksa menjual diri

“Sebenarnya saya mengadu nasib ke kota ini bukan jual diri tapi ingin menjadi pelayan toko atau kerja apa saja yang halal.  Namun setelah saya di kota malah hidup susah dapat pekerjaan juga tidak,” katanyaMerasakan hidupnya yang terus susah, dia kemudian memutuskan untuk menjadi pemuas napsu lelaki hidung belangHal itu tak lepas dari perjumpaannya dengan salah seorang yang menawarinya untuk melayani tamu di salah satu hotel.

 “Sebenarnya saya sudah lama begini, banyak pengalaman yang senang dan sedih selama menjadi seperti ini,” katanya yang sudah lima kali ditangkap Satpol PP Kota Tasikmalaya“Tapi tak kapok habis mau bagaimana lagi,” tuturnya.

Warnih juga menyadari bahwa usianya kini sudah tak muda lagiWalau begitu dia tetap tampil percaya diriTubuhnya dirawat agar terlihat menarikWajahnya yang keriput dipermak dengan bedak tebal agar saat malam hari terlihat putih.  Cara itu dianggapnya bisa menarik perhatian, karena bisa mengaburkan kekurangannyaHanya saja, usahanya itu tetap saja lebih banyak gagalnyaKarena tetap saja yang memakai “jasanya” hanya pria tua atau pemuda kere

Karena usianya sudah tua, banyak anak muda yang tadinya akan memakai jasanya malah lari setelah mengetahui bahwa dia sudah tua“Tarip yang pasang itu Rp 100 ribu, bila ia nawar Rp 20 rebu saya juga suka mau,” terangnya yang banting hargaKarena harganya murah, terkadang dia melayani napsu pria hidung belang sembari berdiri di tempat gelap“Atau di hotel yang murah yang hanya bayar Rp 30 ribu,” ucapnya.

Warnih mengaku, setelah usianya tak muda lagi, saat ini dia sudah tak sanggup lagi melayani banyak priaDia hanya kuat tiga kali“Saya tidak kuat banyak-banyak,” akunya yang memiliki langganan khusus pria seumuran dengannyaSekali main, kata dia, lelaki itu membayarnya Rp 50 ribu.

Selain Warnih, ada lagi PSK yang juga sudah tak mudaMereka bernama Siti (38) yang biasa di panggil Sarah dan Wati (40) biasa di panggil WiwitKeduanya nongkrong di kawasan yang sama dengan WarnihSarah mengatakan dirinya tidak memasang tarif khusus untuk bisa membuang syahwat para lelaki hidung belang, karena dirinya sudah merasa tua dan sulit untuk bisa mendapatkan para lelaki yang ingin memakai jasanya”Kalau ada yang minta main saja, sudah lumayan, karena pasti dibayar, dan saya tidak menargetkan,” ujarnya yang rela dibayar Rp 100 ribu sekali main.Sarah yang selalu nongkrong setiap malam hanya bisa bersabar dan menunggu keberuntungan ada lelaki yang ingin menggunakan jasanya

”Saya sehari belum tentu melayaniUsia saya tidak mendukung jadi peminat kurang,” ujar janda itu seraya  memperlihatkan perutnya yang berlemak.Sarah yang mengaku telah menjadi wanita penjaja seks komersial sejak usia 19 tahun iniDia sampai saat ini masih menyimpan harapan bisa menikah dan memiliki keluraga, tetapi dirinya sulit untuk meninggalkan pekerjaan ini”Ya mau gimana lagi sudah enak sih mas,”  tuturnya seraya mengisap rokok.

Sementara itu Wiwit (40) menuturkan, dirinya saat ini sudah tidak melayani para lelaki hidung belangDia naik kelas menjadi mamihDia sering diminta untuk menyiapkan PSK”Mana ada orang yang mau maen dengan saya, paling tukang becak, tapi saya tidak mau, lebih baik jadi penyalur saja, lumayan suka dapat tips,” akunya.

Wiwit pun mengatakan dirinya bisa menyediakan PSK yang dimuali dari usia remaja, yang umurnya berkisar antara 18 – 25 tahunTetapi kata Wiwit para PSK yang remaja tersebut tidak pernah mangkal di sekitar kawasan dekat kantor bekas pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya tersebut”Kalau yang remaja khusus yang memesan dan tak pernah mangkal di jalan,” ungkapnya.

”Untuk PSK di sini tidak bisa dibawa keluar dan kalau bisa harus dengan saya sebagai pendamping dan harganya pun  dua kali lipat,” ujarnya sembari mengatakan tarif harga untuk PSK remaja berkisar antara Rp 250 ribu – Rp 300 ribu untuk sekali main”Tergantung usianya yang lebih muda, lebih mahal,” tandasnya(tsk/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Dayak Kecam Sang Guru Besar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler