jpnn.com, MEDAN - Manajemen PSMS yang bernaung di bawah PT Kinantan Medan Indonesia beserta sponsor apparel PSMS, DJ Sport disomasi PT Pesemes Medan yang mengaku pemilik hak cipta nama dan logo PSMS.
Pada surat tertanggal 24 Maret itu mengatasnamakan PT Pesemes itu menyatakan jika mereka sudah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dengan nomor 588896 per tanggal 19 Juli 2017 dan menjadi pemilik hak ekslusif logo dan nama PSMS.
BACA JUGA: Berat, PSMS Medan Tanpa Ucil dan Antoni Lawan Persija
Untuk itu PT Kinantan Medan Indonesia dilarang menggunakan nama dan merek PSMS selama berkompetisi di Liga 1 tanpa izin PT tersebut.
Empat hari kemudian, giliran DJ Sport selaku sponsor Apparel yang disomasi. Dengan tuntutan yang sama, DJ Sport dilarang memproduksi jersey dan segala merchandise bernama dan logo PSMS.
BACA JUGA: Striker Naturalisasi Asal Kamerun Ikut Seleksi di PSMS Medan
“Dari informasi yang ada PT Pesemes Medan mendapat perlindungan hukum atau terdaftar sejak 28 Februari 2014. Namun sebenarnya 7 Desember 2016 mereka sempat ditolak karena sudah ada yang punya logo dengan nama yang sama.”
“Tapi kemudian mereka melakukan banding dan per tanggal 19 Juli 2017 mereka terdaftar untuk jenis barang dan jasa, klub sepak bola, sekolah sepak bola, baju, jersey, merek dan lain-lain,” kata Lawyer manajemen PSMS, Danial Syah di Kebun Bunga, Selasa (3/4) lalu.
BACA JUGA: Marchko Persembahkan Gol Cantiknya untuk Sang Nenek
Untuk itu menurutnya, pihaknya siap menghadapi somasi tersebut. “Kami akan surati HKI untuk membantah ini. Ini nama PSMS dan logo bukan milik perseorangan. Melainkan merek Sumatera utara dan Medan. Ini milik masyarakat, mereka tidak berhak mengklaim,” tambahnya.
Dampaknya. PT Liga Indonesia Baru (LIB) juga meminta klarifikasi dan penjelasan dari manajemen PSMS soal hal itu lewat surat tertanggal 27 Maret 2018. Sekretaris PSMS, Julius Raja membenarkan hal itu.
“Iya PT LIB hanya meminta klarifikasi dari manajemen. Sudah kami surati dengan penjelasan bahwa logo dan nama PSMS sudah ada sejak dulu dan tidak berubah. Sebelum ada pematenan hak cipta tersebut. Manajemen PSMS akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap penggunaan logo dan nama PSMS yang digunakan untuk kepentingan Liga,” kata Raja.
Dalam surat tersebut, Manajemen juga menjelaskan kronologis sehingga terjadi hal tersebut saat terjadi dualisme kompetisi Indonesian Premier League (IPL) dan Indonesia Super League (ISL) yang berujung pada dualisme PSMS. Ketika itu Dirut PSMS versi IPL, Syukri Wardi dengan Ketua Umum, dr Fauzi mematenkan logo dan merek PSMS.
Sementara di sisi lain Indra Sakti selaku Ketua Umum PSMS masih diakui. Terbukti saat kompetisi sudah tidak dualisme Divisi Utama 2014, kubu Indra Sakti Harahap yang diakui untuk berlaga di kompetisi.
“Jadi sewaktu Pak Edy Pangdam I/BB dan ingin mengambil alih PSMS dia jumpai lah Syukri dan Indra Sakti. Bahkan ketika itu dia jumpai Syukri di penjara. Dengan suka rela dia menyerahkan PT Pesemes ini untuk kemajuan PSMS. Sudah ada kwitansinya juga yang ditandatanganinya. Tapi sekarang lagi kami cari,” tambahnya.
Raja menyesalkan karena hal ini menimbulkan kerugian bagi tim. Terbukti DJ Sport menarik diri dari sponsor PSMS.
“Pihak DJ Sport bilang kalian beresi dulu ini karena DJ Sport sudah disomasi. Kalau sudah selesai baru dia bersedia kembali mensponsori. Tapi sekarang dia dipastikan tidak memproduksi dan menjual jersey dulu dan itu menjadi kerugian bagi PSMS karena tidak mendapat sharing profit dari sana. Namun untuk laga lawan Persija kami tetap memakai baju mereka,” bebernya.
Mantan pemain PSMS era 60-an, Nobon Kayamuddin mengatakan dia sebagai pemain sudah memakai nama dan logo PSMS tanpa ada permasalahan seperti ini.
“Saya dan Tumsila (legenda PSMS) lainnya sejak tahun 1965 sudah pakai baju dan logo PSMS. Kami bawa PSMS juara sampai kemana-mana. Dari dulu logo dan nama PSMS selalu sama. Di baju yang kami pakai. Foto dan baju semua ada. Jadi janganlah sampai merasa logo dan merek PSMS itu punya mereka,” kata Nobon.
Mantan pemain yang terkenal dengan gaya rap-rapnya ini mengatakan upaya somasi tersebut hanya upaya untuk merusak PSMS yang saat ini sudah berangsur baik.
“Saya pikir ini cuma mau merusak. Jerih payah dia (Syukri Wardi) untuk membantu PSMS saja gak ada. Sedih kami ini dengan kondisi ini. Biarlah PSMS menjadi milik masyarakat,” kata Nobon.
Sementara itu Syukri Wardi mengatakan dirinya sejak 2015 sudah mengingatkan PSMS. "Saya pikir ini lagu lama, sejak dulu sudah saya peringkatkan. Lagipula kenapa DJ Sport itu mundur kalau memang kami salah? Saya siap jika mereka somasi balik," pungkasnya. (don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duo Asing PSMS Mengecewakan, Djanur: Kami akan Evaluasi
Redaktur & Reporter : Budi