PT BEI Investasi Rp 10 Triliun di NTT

Selasa, 29 Agustus 2017 – 02:16 WIB
Ilustrasi pekerja industri. Foto: Rakyat Kalbar/JPNN

jpnn.com, KUPANG - Megaproyek Kupang Oil Storage Terminal (KOST) milik PT Binusindo Energi Indonesia (BEI) di Kawasan Industri Bolok mulai dibangun, Senin (28/8).

Proyek tersebut bertujuan menggali potensi yang ada di NTT.

BACA JUGA: Pengusaha Shipyard Keberatan Lahannya Dimanfaatkan BP

Selain untuk memenuhi kebutuhan gas, bahan bakar serta sejumlah produk lain di NTT, PT BEI juga merencanakan ekspor ke daerah lain, termasuk ke Timor Leste.

Direktur Operasional Unit Bisnis PT BEI Setyo Budi Oetomo menjelaskan, proyek tersebut akan dibangun bertahap.

BACA JUGA: BP akan Memanfaatkan Kembali Lahan Shipyard yang tak Produktif

Salah satunya adalah pembangkit listrik dengan menggunakan bahan bakar gas. Dengan demikian, liquefied natural gas (LNG) akan didatangkan dari luar NTT.

"Tahap awal ini kami akan menyiapkan sumber energi listrik (power plant) dengan kapasitas mencapai 130 megawatt. Nanti sebagian untuk kebutuhan di industri smelter batu mangan dan sebagian juga untuk PT Semen Kupang Indonesia," kata Setyo, Minggu (27/8).

BACA JUGA: Ingat, Tak Selamanya Impor Berkonotasi Jelek

Budi menyebutkan, proyek tersebut merupakan proyek jangka panjang yang dibangun bertahap.

Untuk tahap awal, nilai investasinya mencapai Rp 1,5 triliun.

"Kalau dihitung secara keseluruhan rencana proyek yang dibangun, bisa mencapai Rp 10 triliun. Dari potensi yang ada, NTT ini bisa jadi sebagai daerah ketahanan energi nasional," terang Budi.

Sementara itu, Presiden Direktur PT BEI Fabby Banase menjelaskan, kehadiran proyek tersebut tidak terlepas dari tingginya kebutuhan akan energi di Provinsi NTT yang masih harus didatangkan dari luar NTT.

Sebagai putra daerah, dia terpanggil untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan beberapa produk tersebut.

Fabby menjelaskan, fokus utama proyek tersebut adalah oil storage dan diikuti unit bisnis lainnya.

Fabby melanjutkan, salah satu pabrik yang akan dibangun adalah pabrik oksigen. Menurut dia, kebutuhan oksigen di NTT mencapai Rp 60 miliar per tahun yang masih harus didatangkan dari Jawa Timur.

"Setiap minggu datang, pulang tabungnya kosong. Oleh karena itu, kami sebagai putra daerah terpanggil untuk kerja sama dengan pemerintah daerah Provinsi NTT untuk bangun pabrik oksigen terbesar setelah Jawa Timur. Target kami 18 bulan selesai dan produksi," kata Fabby. (cel/ito)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamdalah, Industri Manufaktur di Batam Mulai Membaik


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler