JAKARTA -- Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmaloka, menjelaskan hingga saat ini pihaknya sulit mencari para siswa miskin yang berprestasi guna mengikuti jalur penerimaan mahasiswa undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
“Sulit sekali mencari calon mahasiswa miskin tetapi memiliki prestasi yang cukup baik,” ungkapnya kepada JPNN ketika dihubungi melalui telepon selularnya di Jakarta, Jumat (11/2).
Akhmaloka menerangkan, pihaknya sudah melakukan berbagai macam cara untuk menjaring mahasiswa miskin tersebutYakni mulai dari memberikan pengumuman di sekolah-sekolah dan media, serta juga turut mengundang para kepala sekolah dan guru-guru untuk mengikuti acara sosialisasi mahasiswa undangan.
“Pengumuman sudah kami sebarkan baik di skeolah, media cetak dan elektronik
BACA JUGA: ITB Siap Mensubsidi 100 Persen Mahasiswa Miskin
Bahkan, kepala sekolah dan guru-guru juga sudah kami sosialisasikan. Tetapi tetap saja sulit mendapatkan mahasiswa miskin yang berprestasi,” ujarnya.Disebutkan, pada saat penerimaan mahasiswa di tahun 2010 lalu, pihaknya hanya mendapatkan sekitar 250 orang mahasiwa miskin berprestasi
BACA JUGA: Polemik Rektor ITS Merembet ke DPR
“Maka dari itu, sedikit pesimis dengan memberikan kuota minimal sebanyak 650 kursi untuk mahasiswa miskin berprestasi akan terisi penuh, meskipun kami tetap berusaha untuk mencari sebanyak-banyaknya,” imbuh Akhmaloka.Hal senada diungkapkan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rachmat Wahab yang juga dihubungi JPNN melalui telepon selularnya
“Untuk tahun ini, kami menyediakan kuota sebesar 20 persen dari jumlah total penerimaan mahasiswa di UNY yang mencapai 5000 orang mahasiwa
BACA JUGA: DPR segera Panggil Perwakilan Perguruan Tinggi
Jadi, ada sekitar 1000 kursi yang akan disediakan untuk mahasiswa undangan dan beasiswa Bidik Misi bagi para mahasiswa miskin,” sebutnya.Rachmat menjelaskan, dalam proses menjaring mahasiswa miskin berprestasi tersebut, berlaku untuk sekolah negeri dan swasta“Semua siswa miskin berprestasi baik dari sekolah negeri dan swasta bisa berkesempatan untuk mendapatkan beasiswa dan mengikuti seleksi jalur undangan yakni dengan mendaftarkan diri secara online,” terangnya.
Sekadar diketahui, dalam hal ini UNY tidak memberikan subsidi 100 persen penuh seperti yang dilakukan oleh ITBNamun, UNY hanya memberikan subsidi pada sumbangan pembangunan pada awal penerimaan dan siswa telah dinyatakan diterimaUntuk subsidi, UNY hanya memungut sumbangan sebesar Rp 5 – Rp 7 juta per mahasiswaSedangkan untuk swadana, UNY akan memungut biaya sebesar Rp 7 – Rp 10 juta per mahasiswa.
“Kami hanya memberikan subsidi pada pungutan sumbangan pembangunan sajaAkan tetapi untuk besaran biaya kuliah per semester semuanya sama tidak dibedakan kecuali penerima beasiswa Bidik Misi yang murni diberikan untuk mahasiswa miskin berprestasi,” paparnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TII Curigai Kepsek Abaikan Kesejahteraan Guru
Redaktur : Tim Redaksi