PU Keluhkan Dana Minim untuk Tangani Banjir di Malinau

Kamis, 22 Januari 2015 – 22:22 WIB
Banjir yang melanda Kota Malinau, Rabu (22/1). Anggaran minim untuk penanganan banjir dikeluhkan Dinas PU Malinau. Foto: Agusalam Sanip/Radar Tarakan/JPNN

jpnn.com - MALINAU – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Malinau Kristian Muned mengungkapkan, pihaknya sebenarnya telah menyusun sejumlah program untuk mengatasi persoalan banjir yang kerap menghantui masyarakat Malinau dalam beberapa tahun terakhir. Titik-titik rawan banjir pun sudah dikantongi PU Malinau.

Termasuk di desa Pelita Kanaan, Kecamatan Malinau Kota, yang tergolong daerah cukup parah jika terendam banjir karena berada di dataran rendah, seperti yang tampak kemarin. Di daerah tersebut, kata Kristian, PU sebenarnya akan membuat turap penahan banjir.

BACA JUGA: Desak Kejati segera Bawa Mantan Bupati Bantul ke Pengadilan

“Kalau untuk kegiatan turap, rencananya memang di Pelita,” cetus Kristian Muned kepada Radar Tarakan (Grup JPNN.com), Kamis (22/1).

Selain di Pelita Kanaan, PU juga memprogramkan pembuatan turap di Pulau Bettung dan Seluing.

BACA JUGA: Rapat Tanpa Dihadiri Buruh, UMK Ditetapkan Rp2,38 Juta

Kristian Muned juga menyebutkan sejumlah daerah lain yang menjadi titik rawan banjir dan perlu mendapatkan penanganan dari PU. Seperti di Jalan Raja Pandita tepatnya di depan mini market Intimung, di daerah Seluing dan Tanjung Lapang tepatnya di depan pasar.

Untuk beberapa daerah tersebut, pihaknya berencana untuk meninggikan jalan agar tidak mudah terendam banjir ketika air di sungai Sesayap, meluap.

BACA JUGA: Kapal Angkut Alat Berat Tenggelam, Satu Orang Hilang

“Karena memang datarannya rendah. Begitu airnya naik, sedikit saja langsung terendam,” cetusnya.

Kegiatan-kegiatan tersebut, imbuhnya, sebenarnya bisa dilaksanakan pada tahun ini jika didukung dengan anggaran. Namun, pihaknya belum bisa berbuat banyak karena dampak dari terbentuknya provinsi Kalimantan Utara yang berimbas pada merosotnya APBD Malinau.

“Tapi secara konsep sudah kita rencanakan,” jelasnya.

Diakui Kristian, pihaknya pun tak bisa berharap banyak pada bantuan keuangan pemprov Kaltara, karena bankeu untuk tahun ini dari pemprov Kaltara hanya sebesar Rp 10 hingga Rp 11 miliar, untuk seluruh kegiatan SKPD, sehingga rencana kegiatan untuk penanganan banjir, belum bisa terlaksana pada tahun ini.

Lalu kapan terealisasi? Kristian Muned belum bisa memastikan. Yang jelas, pihaknya menunggu kejelasan anggaran yang cukup untuk program penanganan banjir ini. Sementara anggaran PU tahun ini lebih difokuskan untuk kelanjutan proyek multi years seperti menuntaskan pembukaan jalan di daerah pedalaman dan perbatasan, serta pemeliharaan dan perawatan jalan di dalam kota.

Sebelumnya, Desa Pelita Kanaan Kecamatan Malinau Kota, memang kerap menjadi langganan banjir ketika sungai Sesayap meluap karena datarannya yang rendah. Bahkan jika curah hujan besar seperti yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini, hampir seluruh kawasan desa tersebut terendam air dengan ketinggian berbeda.

“Sekarang ini besar. Kalau air Sungai Sesayap tambah banjir makin tinggilah air naik ke sini,” keluh Tinus, warga RT 1.

“Kalau tiap hari begini, ya banjirlah tiap hari di sini,” sambung Kalep Amat, warga RT 1 lainnya.

Karena itu, warga Pelita menuntut kembali pemerintah untuk secepatnya merealisasikan pembangunan  tanggul yang sudah diajukan warga sejak beberapa tahun lalu.

Pembangunan tanggul di dua tepi anak sungai tersebut diusulkan warga agar ketika curah hujan tinggi dan air di sungai besar, tidak melimpah ke pemukiman seperti yang terjadi Rabu (21/1).

“Kalau tanggul sudah dibangun tidak banjir lagilah. Atau tidak akan parah seperti sekarang,” sambung Christoper.(rjb/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswi Cantik Ditagih di Kampung Sampai Akun Facebooknya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler