jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani membahas isu perdamaian Ukraina dengan Rusia, ketika bertemu ketua parlemen dari negara beribu kota Kiev Olena Kondratiuk.
Politikus PDIP itu bertemu Olena jelang pembukaan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
BACA JUGA: Bertemu Olena Kondratiuk, Puan Dorong Perdamaian Antara Rusia-Ukraina
“Perang di Ukraina telah memengaruhi upaya semua pihak memulihkan perekonomian setelah pandemi Covid-19, karenanya proses perdamaian menjadi prioritas utama Indonesia,” ucap Puan dalam keterangan persnya, Rabu (5/10).
Cucu Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno itu mengatakan Indonesia sebenarnya sudah berupaya maksimal agar konflik Ukraina-Rusia bisa selesai.
BACA JUGA: Forum Parlemen P20, Mbak Puan Ajak Parlemen Bangun Kerja Sama Multilateralisme
Terbukti, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) langsung menyambangi dua negara demi menurunkan tensi perang yang berkecamuk.
"Dilakukan untuk membawa pesan perdamaian," imbuh perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
BACA JUGA: Puan Maharani Dorong Parlemen Dunia Atasi Dampak Gejolak Ekonomi Global
Puan di sisi lain menyebut Indonesia menyambut positif dimulainya kembali ekspor biji-bijian dari Ukraina di bawah the Black Sea Initiative.
Perjanjian itu memainkan peran penting dalam mengurangi dampak perang terhadap rantai pasokan global.
“Tentunya, langkah positif ini juga harus diikuti dengan kemudahan akses ekspor produk makanan dan pupuk dari Rusia, sebagaimana disepakati dalam perjanjian Istanbul,” jelas Puan.
Mantan Menko PMK itu juga berharap negara-negara lain menghormati kesepakatan di Istanbul.
“Indonesia berharap agar inisiatif untuk membuka alur pasok pangan (Black Sea Grain Initiative) tetap dilanjutkan untuk kepentingan bersama seluruh pihak,” tuturnya.
Ukraina dan Rusia menandatangani perjanjian di Istanbul pada Juli lalu untuk menyalurkan jutaan ton gandum ke pasar global dan meringankan krisis pangan yang makin parah bagi jutaan orang di negara-negara berkembang.
Ukraina sendiri menjadi pemasok gandum terbesar kedua ke Indonesia.
Dalam berbagai pertemuan dengan pimpinan parlemen lain, Puan terus mendorong agar dunia internasional untuk tetap mendukung jalur dialog dan diplomasi sebagai salah satu upaya menghentikan perang Ukraina dan Rusia.
Dia juga selalu menyampaikan posisi Indonesia terhadap konflik kedua negara tersebut.
Puan terus menegaskan Indonesia menghormati tujuan dan prinsip piagam PBB serta hukum internasional terkait perang Ukraina dan Rusia.
Prinsip dalam piagam PBB yang dijunjung Indonesia di antaranya ialah penyelesaian sengketa secara damai serta menjunjung tinggi integritas wilayah dan kedaulatan negara.
“Indonesia memandang bahwa referendum di empat wilayah Ukraina melanggar prinsip piagam PBB dan hukum internasional. Indonesia mendorong Rusia dan Ukraina untuk tetap membuka jalur dialog dan diplomasi, sebagai satu upaya menghentikan perang dan menuju perdamaian,” papar Puan.
Dia lantas menyinggung hasil Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali pada Maret lalu yang sepakat membentuk IPU Task Force on Ukraine.
Menurut Puan, Satuan Tugas dari IPU itu juga diharapkan dapat menjadi mediator perbedaan antara Rusia dan Ukraina, serta memfasilitasi komunikasi dua negara tersebut.
“Indonesia juga telah menjadi inisiator resolusi mengenai konflik Rusia-Ukraina di Sidang Umum ke-144 pada bulan Maret lalu. Sebagai tindak lanjut dari hal ini, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR berangkat ke Ukraina pada bulan Juli lalu untuk membuka kanal dialog demi mengakhiri konflik,” sambung Ketua Majelis Sidang Umum IPU ke-144 itu. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puan Ajak Parlemen Dunia Berkontribusi Menyelesaikan Krisis Global
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan