jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan capaian yang ia raih sampai saat ini merupakan buah hasil kerja kerasnya.
Meskipun ia merupakan cucu sang proklamator Bung Karno dan anak dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, bukan berarti untuk mencapai karier politiknya tanpa kerja keras alias mengandalkan privilege politik.
BACA JUGA: Pengamat Nilai Puan Maharani Pemimpin Berkualitas
“Mungkin banyak yang berpikir, saya mencapai posisi sekarang ini dengan mudah, karena menjadi cucu dan anak seorang tokoh dianggap bisa memuluskan jalan. Namun, kenyataannya tidak ada pencapaian tanpa kerja keras,” kata Puan Maharani, dalam video wawancara yang ia posting di akun media sosial @puanmaharaniri.
Puan pun menilai kerja keras dan perjuangannya itu bisa dilihat dari perolehan suaranya di tiap kali pemilu legislatif digelar.
BACA JUGA: Natalius Pigai Sebut Prabowo â Puan Kandidat Potensial di Pilpres 2024
Tiga kali maju pemilu, Puan selalu mendapatkan suara terbanyak secara nasional.
Tentunya hal itu tak bisa hanya sekedar diraih dengan status cucu proklamator atau pun anak presiden.
BACA JUGA: Banggar DPR Dukung Pemberian Kompensasi BBM, LPG dan Listrik
“Untuk mendapatkan amanah dari masyarakat harus melalui proses perjuangan panjang," kata Puan.
Dengan kerja keras itu, suara Puan pun selalu naik tiap kali mengikuti pemilu legislatif. Ia selalu berhasil memikat suara masyarakat di daerah pemilihannya di Jawa Tengah 5, meliputi Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.
Pada Pemilu 2009, Puan memenangkan 242.504 suara, terbanyak kedua secara nasional.
Lalu pada Pemilu 2014, Puan meraih 369.927 suara, juga terbanyak kedua se-Indonesia. Puan memilih melepas kursinya di DPR karena ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Terakhir, pada Pemilu 2019 puan meraih peringkat satu suara terbanyak nasional dengan 404.034 suara.
“Saya meyakini tidak ada yang bisa kita capai secara instan,” tegas Puan.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari