jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Hendri Satrio mengatakan, pernyataan Puan Maharani terkait Sumatera Barat beberapa waktu lalu telah menimbulkan dampak bagi PDI Perjuangan.
Salah satu buktinya, tak lama setelah pernyataan kontroversial itu, muncul reaksi dari masyarakat Minang, pasangan bakal calon yang sebelumnya didukung partai berlambang banteng moncong putih, mengembalikan rekomendasi yang diberikan PDIP.
BACA JUGA: Munarman FPI: Puan Maharani, Bertobat Lebih Baik
"Saya kira pernyataan Puan jelas berefek, calon yang didukung saja mengembalikan surat rekomendasi dukungan. Jadi memang efeknya itu besar sekali," ujar Hendri kepada jpnn.com, Jumat (11/9).
Menurut dosen di Universitas Paramadina ini, kontroversi pernyataan Puan bukan masalah kecil buat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut.
BACA JUGA: Begini Cara Ustaz Abdul Somad Menyampaikan Pandangan soal Ucapan Puan Maharani
"Karena orang Minang ada di mana-mana dan orang Minang juga temannya banyak. Jadi, enggak bisa dianggap sepele pernyataan Puan," katanya.
Menghadapi kondisi yang ada, pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini menyarankan Puan meminta maaf kepada masyarakat Sumatera Barat.
BACA JUGA: Di Mana Letak Kesalahan Mbak Puan Maharani?
"Kalau enggak ingin meminta maaf, minimal mengklarifikasi. Biar lebih jelas maksud sebenarnya yang disampaikan," ucapnya.
Puan Maharani sebelumnya menyampaikan harapan, Sumatera Barat mendukung negara Pancasila, saat menyerahkan dukungan pada pasangan Mulyadi-Ali Mugni dalam Pilkada Sumbar.
"Untuk Provinsi Sumatera Barat, rekomendasi diberikan kepada Mulyadi dan Ali Mukhni. Merdeka! Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila," katanya.
Pernyataan tersebut ternyata berbuntut panjang.
Sebagian kalangan masyarakat Minang tidak bisa menerima pernyataan tersebut.
Puan sendiri diketahui memiliki darah Minang dari ayahnya almarhum Taufiq Kiemas.
Demikian juga dari ibu Megawati Soekarnoputri yang dilahirkan wanita berdarah Minang, Fatmawati.(gir/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang