jpnn.com, JAKARTA - Nama Ketua DPR RI Puan Maharani disebut sebagai salah satu tokoh yang bisa menghadapi tantangan atas implementasi kebinekaan tanah air.
Pasalnya, Indonesia membutuhkan sosok yang menjadi teladan bagi masyarakat.
BACA JUGA: Puan Maharani: DPR RI Kembali Terapkan Sistem WFH
Narasi tersebut menjadi bagian yang dibahas dalam diskusi Komunitas Corong Rembuk. Corong Rembuk mengadakan diskusi publik bertajuk, “Bhinneka Mau Dibawa Ke Mana”, yang diadakan di Kedai Tjikini Jakarta, baru-baru ini.
Dalam forum diskusi tersebut dihadiri sejumlah perwakilan organisasi mahasiswa sebagai pembicara seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
BACA JUGA: Puan Ingatkan Pemerintah, Evaluasi PTM Harus Mengakomodasi Seluruh Kepentingan Siswa
Salah satu narasumber, Ketua Riset dan Teknologi GMNI Ridho Ary Azhari menyatakan bahwa tokoh yang dimaksud dalam tindakan dan laku hidup dapat memberikan sebuah warna kebinekaan.
“Teladan mereka dapat membuat masyarakat tidak terjebak pada berbagai tindakan yang dicerminkan oleh berbagai elite politik yang mengarahkan massa kepada perpecahan bangsa,” ujar Ridho.
BACA JUGA: Aktivis GMNI Ini Sebut Puan Maharani Politikus Perempuan Inspiratif
Mencermati politik Indonesia terkini, menurut Ridho, Puan Maharani termasuk contoh sosok yang mencerminkan kebinekaan tersebut.
“Beliau adalah seorang negarawan yang mampu menjawab tantangan perihal kebinekaan,” ujar Ridho.
Dia menambahkan Puan Maharani dalam langkah politiknya acap kali menyuarakan isu kebinekaan.
“Saya sadar betul, beliau memahami hal penting yang dibutuhkan bangsa, yaitu persatuan yang dilandasi oleh keberagaman dan perbedaan,” tukas Ridho.
Oleh karena itu, Ridho menyatakan bahwa tokoh potensial tersebut harus segera membangun langkah strategis yang diperlukan, yaitu menggandeng kelompok milenial.
“Tokoh ini dapat menggandeng para influencer besar di kalangan masyarakat, lintas generasi, pada akhirnya saat kampanye nantinya, agenda ini lebih masif, dan mampu mengontekstualisasikan ini dengan kebutuhan zaman,” tutur Ridho. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia