Selain itu, kebiasaan mudik Ramadhan para pekerja malam juga menjadi faktor pendorong para pemilik usaha untuk mencari usaha alternative, termasuk membuka kios dan warung-warung rokok sekitar lokasi tanjung
BACA JUGA: Panglima TNI akan Bangun Monumen di P Rote
Menurut penanggung jawab Lokalisasi Tanjung Batu Merah, Hji
BACA JUGA: Taman Nasional Gunung Rinjani Terbakar
Alih profesi sebagai penjual rokok atau sembako ini dilakukan bersama para karyawan yang memilih tetap di Ambon.“Kadang karyawan yang memilih menetap akibat terbentur masalah keuangan
BACA JUGA: Muntaber Renggut 2 Nyawa di Bogor
Nah, antisipasinya dengan cara bersama-sama membuka usaha sempingan diluar boking-memboking,” jelas Edi ketika ditemui wartawan JPNN, Kamis (27/8) lalu.Salah satu pemilik usaha malam yang enggan menyebutkan namanya membenarkan kalau usaha sampingan sering digeluti para mucikari, biasanya tidak jauh dari berdagang.“Kalau tidak sembako ya kios-kios rokok,” katanya singkat.Menurutnya, usaha tersebut biasanya dibangun bersama komitmen para karyawannyaBaik modal dan hasil dibagi rata antara pemilik modalApalagi usaha tersebut sering dilakukan setiap tahun, sehingga tidak sulit untuk berkerjasama kembali.
Edi Wally kembali menjelaskan, dari 27 mucikari yang beroperasi di kawasan tanjung batu merah, sebagian besar memilih menetap di Ambon, namun tetap saja ada yang mudik seperti istri atau anak-anak mereka.Mengenai usaha yang dijalankan diam-diam, Edy mengatakan kalau dirinya selalu memantau setiap kegiatan di tempat hiburan malam, termasuk malam dan pagi hari.Dia memastikan kalau setiap karyawan disini diwajibkan tidak melakukan kegiatan prostitusi selama bulan puasa.“Saya tidak tahu kalau ada yang memanggil untuk keluar lokasi, namun yang pasti disini tidak diizinkan melakukan kegiatan hiburan malamMereka tetap kita awasi,” jelas Edy (IQ/jpnnI)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara Sentani Sempat Lumpuh
Redaktur : Tim Redaksi