jpnn.com, JAKARTA - Kabar baik datang dari dunia penelitian dan publikasi ilmiah internasional. Rating Indonesia mengalami kenaikan signifikan, bahkan melampaui Thailand.
“Per 31 Juli 2017, jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia yang terindeks global telah berada pada angka 9.349 dokumen. Posisi tersebut telah melebihi Thailand, yang tahun lalu posisinya di atas Indonesia. Tak lama lagi publikasi ilmiah internasional Indonesia akan melampaui Singapura yang berada pada angka 10.977 publikasi,” ujar Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir di Jakarta, Selasa (1/8).
BACA JUGA: Menristekdikti: Jangan Sampai Kampus Megah, Kualitas SDM Pas-pasan
Capaian ini, menurut Nasir, merupakan buah dari program dan kebijakan yang telah diterapkan Kemenristekdikti khususnya di dunia penelitian di perguruan tinggi dan juga lembaga penelitian.
Salah satu kebijakan yang diharapkan bisa mendongkrak semangat melakukan penelitian dan publikasi ilmiah bagi Dosen dan Peneliti di Indonesia adalah dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor.
BACA JUGA: Menristekdikti Minta Rektor Unesa Perketat Pengawasan Proyek Rp 300 Miliar
Permenristekdikti No.20 mengamanatkan, publikasi ilmiah merupakan salah satu indikator untuk melakukan evaluasi terhadap pemberian tunjangan profesi Dosen dan tunjangan kehormatan Guru Besar.
Selain itu Peraturan Menristekdikti nomor 44/2015, yang mendorong Mahasiswa S2 dan S3 berpublikasi terindeks global, juga berkontribusi mendorong laju publikasi dimaksud.
BACA JUGA: Benahi 6 Universitas, Kemristekdikti Siapkan Rp 1,7 Triliun
Keberadaan SINTA (sinta.ristekdikti.go.id) pun ikut mendorong semaraknya publikasi dimaksud. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Isu Iptek dan Teknologi Belum Membumi di Perguruan Tinggi
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad