Puing Tenggelam, Jejak MH370 Sulit Terlacak

Sabtu, 22 Maret 2014 – 06:36 WIB

PERTH - Pencarian benda yang diduga puing-puing pesawat MH370 milik Malaysia Airlines di perairan dekat benua es Antartika masih belum membuahkan hasil hingga tadi malam.
Padahal, puing yang ditemukan pantauan satelit tersebut menjadi petunjuk baru bagi berbagai negara untuk membantu pencarian pesawat yang sudah 14 hari menghilang.

Mengutip The Guardian, pencarian dilakukan dengan mata telanjang. Sebab, teknologi satelit dan radar tidak bisa menangkap benda 24 meter yang mungkin telah hanyut atau tenggelam tersebut.

BACA JUGA: Pro-Kiev Ditarik dari Crimea

Fokus penyisiran saat ini sekitar 23.000 kilometer persegi di Samudra Hindia, lebih dari 2.000 kilometer sebelah barat daya Perth, Australia.

Inggris telah mengirimkan HMS Echo, Australia menurunkan kapal perang HMAS Success, sedangkan kapal-kapal Tiongkok dan Malaysia bergabung dengan kapal kargo raksasa Norwegia yang mengubah rencana pelayarannya atas permintaan Australia.

BACA JUGA: Pemilu Thailand Tidak Sah

"Para pelaut di kapal Norwegia itu bekerja semalaman dalam mencari dua objek itu," kata Erik Gierchsky, juru bicara Asosiasi Pemilik Kapal Norwegia. Namun, pencarian gabungan tersebut juga tak berhasil mendapatkan satu pun jejak dari objek-objek tersebut.

Otoritas Keamanan Maritim mengatakan, pencarian hari ini berakhir tanpa hasil. "Sesuatu yang mengambang di laut beberapa waktu lalu mungkin tidak ada lagi. Mungkin jatuh ke dasar atau terbawa arus hingga ratusan kilometer," kata Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss.

BACA JUGA: Teror Mematikan di Hotel Mewah, 9 Tewas

General Manager Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) John Young mengatakan, pesawat-pesawat pencari hanya punya waktu dua jam untuk menyisir area dua objek terduga MH370 berada sehingga harus bolak-balik terbang.

Menurut para pakar, jika dua objek itu dipastikan puing MH370, tim pencari mesti menggunakan locator (penjejak lokasi) atau hydrophone demi mendapatkan ping dari perekam data penerbangan pesawat (kotak hitam). Namun, menurut Menteri Pertahanan Hishammuddin Hussein, tidak semua negara memiliki locator.

Baterai kotak hitam mungkin bertahan sampai 16 hari ke depan, padahal kedalaman Samudra Hindia akan memperumit pencarian. "Pada kedalaman ini, jangkauan kotak hitam sangat terbatas untuk mendengarkan ping-ping," kata Mike Williamson dari perusahaan teknik spesialis pencarian pesawat dan puing bawah laut di Seattle.

Menipisnya kembali peluang ditemukannya MH370 tidak membuat Malaysia menyerah. Pemerintah Malaysia sedang menunggu izin pemerintah Kazakhstan untuk menggunakan negaranya sebagai pusat pencarian koridor utara.

Malaysia yakin pesawat hilang itu sengaja dibelokkan. Namun, mereka tak memiliki bukti tegas yang mengindentifikasi siapa yang mengubah arah rute pesawat dan mengapa mereka melakukan itu.

Pilot dan kopilot MH370 pun menjadi pusat penyidikan, terutama ada kecurigaan pada data yang dihapus dalam hard drive simulator penerbangan buatan pilot MH370 Kapten Zaharie Ahmad Shah.

Seorang pejabat AS yang terlibat dalam investigasi mengatakan, FBI yakin bisa membaca setidaknya beberapa data terhapus dari simulator itu. Para penyelidik juga menganalisis laman-laman internet yang belakangan diakses pilot dan kopilot MH370.

Namun, berlarut-larutnya masa pencarian dan kurang lengkapnya informasi membuat para keluarga penumpang MH370 marah. Beberapa di antara mereka menuduh pemerintah Malaysia menahan informasi atau lambat memperbarui informasi.

Untuk meredam kemarahan penumpang di Tiongkok itu, Malaysia mengirimkan delegasi tingkat tinggi ke Beijing untuk menginformasikan kepada para keluarga penumpang. "Satu pertanyaan yang sungguh mereka ingin tahu adalah jawaban atas apa yang kami tidak tahu. Yaitu, di mana keluarga mereka" Di mana pesawat itu?" ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam pernyataannya mengatakan telah memfasilitasi izin penerbangan (flight clearance) bagi para tim SAR dari berbagai negara.

Dengan izin itu, mereka diperbolehkan melintas di wilayah udara Indonesia demi melacak MH370 di Samudra Hindia di selatan RI.

"Terhitung 21 Maret 2014, Indonesia telah mengeluarkan 58 flight clearance untuk pesawat dari Amerika Serikat, Australia, Jepang, Malaysia, Republik Korea, Selandia Baru, Singapura, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab," ujar pihak Kemenlu. (AP/BBC/TheStraits/mia/c10/kim )

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lelang Keperawanan 400 Ribu Dolar AS, 35 Persen Buat Amal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler