Puisi: Jeritan Honorer di Tengah Pandemi

Minggu, 03 Mei 2020 – 09:31 WIB
Massa Honorer DKI Jakarta menggelar aksi demo di depan Balai Kota. Foto : Ricardo/Dok. JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Honorer K2 semakin terpuruk nasibnya. Tidak hanya yang lulus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), yang belum pun nelangsa.

Bagaimana mereka bisa ikut rekrutmen PPPK tahap II kalau yang hasil seleksi Februari 2019 saja belum jelas statusnya?

BACA JUGA: Politikus PD Desak Pemerintah Angkat Guru Honorer jadi PNS Tanpa Tes

"Entah bagaimana lagi kami suarakan nasib kami. Kami memilih cara-cara persuasif untuk menarik simpati pemerintah. Namun, sepertinya kami tidak dipedulikan," kata Atik Dyat prastuti, guru honorer K2 yang lulus PPPK kepada JPNN.com, Minggu (3/5).

Walaupun bingung harus berbuat apa agar pemerintah melek terhadap nasib honorer K2, Atik pun mencoba mencurahkan isi hatinya. Puisi berjudul Jeritan Honorer di Tengah Pandemi ini kata Atik, lahir dari perasaan yang berkecamuk dan dituluskan dengan deraian air mata.

BACA JUGA: Ahmad Mengajukan Permintaan ke Pemda terkait Nasib Guru Honorer

"Semoga puisi ini bisa menyentuh hati para pengambil kebijakan. Jangan biarkan kami hidup tanpa kejelasan status," tandas Atik. (esy/jpnn)

Berikut isi puisi guru honorer K2:

BACA JUGA: Pernyataan Ketum PGRI tentang Guru Honorer K2 Lulus PPPK 2019


JERITAN HONORER DI TENGAH PANDEMI


Lengkap sudah penderitaan kami di tengah pandemi..
Harus terus tercampakkan dan terabaikan lagi...

Mengapa kemarin kau sempat buat kami tersenyum lega ..meski itu tak sesuai harapan dan cita-cita...namun kami ikhlas, kami rela..
Tetapi mengapa sampai kini harapan itu seakan kembali sirna.......

Apakah kami ini kau pandang sebelah mata ??? Kami siapa? Kami dianggap apa !!!

Bukankah kami ini juga rakyatmu..
Ya kami rakyatmu yang sama-sama sudah bekerja untuk bangsa dan negara...

Mengapa penantian panjang kami kau jawab dengan kata tunggu,tunggu ,..sabar sabar dan sabar...

16 tahun kami menunggu...
16 tahun kami bersabar...
Kini kami kembali ragu dengan sikapmu itu..

Kami ragu dengan kebijakan mu...
Kami takut ,takut harapan itu semua semu...
Mana..!?
Mana!?

Peraturan mu yang mau kau turunkan untuk menghidupi kami...?
Mana peraturanmu
Yang kau turunkan untuk merubah nasib kami...?!

Jika jawabannya tunggu pandemi ini pergi dari negri ..mengapa kau turunkan peraturanmu yang lain di tengah tengah pandemi...

Banyak Perpres kau turunkan tetapi tak satupun untuk kami ...
Apakah kami bukan rakyatmu...
Kami rakyat mu..!!!!!!!

Rakyat Indonesia yang sudah menguras pikiran dan tenaga untuk andil mencerdaskan anak anak bangsa .

Lihat kami disini...

Tengoklah kami disini...

Kami tak dapat PKH...
Kami tak dapat kartu kerja...
Kau tau mengapa???
Karena status kami ini GURU..
Kami dipandang orang yang kaya dan mampu.
Tak melihat fakta dan kenyataan yang ada...

Betul kami ini GURU...
GURU yang memberi makan anak anaknya kami harus utang bank Harian....

Guru yang membeli jajan anak anaknya harus meminjam uang tabungan...

GURU yang membiayai sekolah anak harus hutang dengan bank Mekar....

Karena Gaji kami tak cukup untuk makan sebulan..
Karena kami takut anak anak kami kelaparan...
Hingga tiap hari kami harus bingung memikirkan bagaimana kami harus membayar setoran angsuran dan mengembalikan uang tabungan...????????????

Mimpi kami kemarin begitu indah dengan harapan yang kau janjikan...
Senyum kami kemarin begitu optimis untuk merubah hidup kami yang pahit menjadi manis...
Tapi kini harapan itu seakan hilang kembali...

Lihatlah kami di sini
Banyak teman kami yang sudah pergi menghadap Ilahi sebelum janjimu kau tepati...
Untuk menggaji kami katanya negara tak mampu ...uangnya dari mana...? Tetapi miliaran sudah yang kau keluarkan untuk Corona?!
Untuk kami seakan kau tak rela......
Doa kami semoga Corona tak merajalela...????????????????????

By
Atik Dyat prastuti, S.Pd.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler