jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai puisi Sukmawati Soekarnoputri berjudul Ibu Indonesia merupakan autokritik untuk partai maupun pejuang Islam.
Sebab, kata dia, Sukmawati menyampaikan keindahan yang dekat dengan dirinya seperti sanggul, konde, dan tidung.
BACA JUGA: Yakini Sukmawati Hina Islam, Habib Novel Besok Lapor Polisi
Namun, menurut Mardani, Sukmawati mungkin tidak mengira bahwa azan dan hijab juga indah bagi sebagian orang.
"Buat kami, inilah Indonesia bahwa kita harus saling toleran dan tidak perlu dibuat gaduh," kata Mardani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4).
BACA JUGA: Politikus Gerindra: Sukmawati Harus Belajar Syariat
Mardani sendiri enggan menilai apakah puisi Sukwatai Soekarnoputri merupakan penistaan atau tidak.
Pasalnya, sambung Mardani, hal itu merupakan ranah penegak hukum.
BACA JUGA: Kontroversi Puisi Sukmawati, Kapitra: Mengapa Hanya Islam?
"Namun, kalau boleh saya imbau jangan dibuat gaduh. Mbak Sukma orang baik dan yang disampaikan buat kami autokritik biar dakwah ini bisa lebih diterima berbagai kalangan," ujar Mardani.
Dia mengharapkan umat Islam yang kalem dan bersemangat untuk berlapang dada.
"Karena energi kita harus difokuskan. Kalau saya fokus di 2019 ganti presiden," ungkap Mardani.
Apakah Sukmawati perlu meminta maaf? Mardani menuturkan, permintaan maaf semestinya datang dari hati dan tidak boleh dipaksa.
"Usul saya penyelesaian bukan di jalur hukum atau minta maaf, tetapi di jalur silaturahmi, jalur ketemuan, ngopi bareng, ngeliwet bareng. Kalau perlu maulidan bareng sehingga Mbak Sukma tahu ada orang Islam yang sedikit sensitif," kata Mardani. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puisi Sukmawati, Politikus Gerindra: Kedangkalan Beragama
Redaktur & Reporter : Boy