Pulang dari Hongkong, TKI Ini Tak Bisa Bergerak

Selasa, 17 Maret 2015 – 07:41 WIB
Muryanti yang menjalani perawaran intensif. FOTO: JAWA POS

jpnn.com - PONOROGO - Berangkat ke Hongkong dengan harapan mendulang uang, Muryanti, 41, terpaksa pulang kampung ke Desa Cagrak, Kecamatan Slahung, dalam kondisi lumpuh. Dia terserang meningitis tuberkulosis (TB). Setelah empat tahun di Hongkong, ibu satu anak tersebut dibawa pulang pada Januari lalu.

Nasir, 43, suami Muryanti, menyatakan bahwa istrinya terserang meningitis TB saat di Hongkong. Tepatnya pada Juni 2014. Penyakit infeksi pada susunan saraf pusat yang mengenai selaput otak dan selaput medulla spinalis itu membuat Muryanti hanya bisa berbaring di ranjang. Dia lumpuh total. Dia tidak bisa bicara normal. Anggota tubuhnya pun sakit saat dipegang atau digerakkan.

BACA JUGA: Ssttt....Ternyata Ada Menteri Bujuk Jokowi Batalkan Hukuman Mati

"Saya senang istri sudah di rumah. Saat mendapat kabar bahwa istri saya sakit di Hongkong, keluarga bingung harus bagaimana," ungkapnya. Muryanti tercatat dua kali menjalani rawat inap di RSUD dr Harjono. Nasir juga pernah mengun­dang seorang terapis ke rumah.

Kondisi Muryanti, lanjut Nasir, meningkat sejak menjalani terapi. Namun, dia terpaksa menghentikan pengobatan lantaran kendala biaya. 

BACA JUGA: Penahanan Nenek Asyani Ditangguhkan, Ini Tanggapan Kejagung

Bagaimana Muryanti pulang? Ginarti, adik Muryanti, nekat menyusul ke Hongkong. Kebetulan, dia pernah bekerja di majikan yang sama. Dia pulang setelah kontraknya habis, Mei 2014. Kala itu Muryanti masih bisa berkomunikasi, meski tergolek lemas.

"Awalnya hanya sakit panas. Sama majikan dibawa ke dokter dua kali, tapi tidak sembuh. Baru dibawa ke rumah sakit setelah Mbak Mur tidak bisa buang air kecil," kata Ginarti yang menemaninya selama di Hongkong.

BACA JUGA: Jika Nenek Asyani tak Dibebaskan, Segel Saja Pengadilan!

Dokter pun memutuskan mengeluarkan carian di otak Muryanti hingga dia sempat koma selama sebulan. Muryanti kembali naik ke meja bedah untuk pemasangan slang yang menghubungkan otak ke perut. Slang tersebut dipasang untuk membuang cairan berlebih di dalam otak. "Saya bingung karena masa kontrak kakak saya berakhir 22 Januari. Padahal, kakak saya masih menjalani perawatan," ungkapnya.

Tim dokter lantas mengizinkan Muryanti untuk pulang setelah menilai kondisinya siap melakukan perjalanan jauh. Dokter menyarankan Ginarti untuk mem-booking empat kursi pesawat sekaligus untuk Muryanti. 

Muryanti tiba di Surabaya dan langsung dijemput ambulans RS Bhayangkara Surabaya. Muryanti juga didatangi petugas Dinsosnakertrans Jatim selama perawatan hingga diizinkan pulang ke Ponorogo. (agi/hw/JPNN/c15/any/mas) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serahkan Map ke Hakim, Nenek Asyani: Ini dari Bapak Bupati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler