Pulau Ini Indah, Dijaga Buaya Kutukan Sang Raja

Minggu, 23 April 2017 – 00:32 WIB
Pulau Mintin yang terletak di Sungai Kahayan wilayah Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulpis, Kalteng merupakan salah satu tempat yang dipercaya memiliki cerita mistis. Foto: HARTOYO/KALTENG POS/JPNN.com

jpnn.com - Pulau yang sangat indah ini terletak di tengah Sungai Kahayan, tepatnya di wilayah Desa Mintin, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis), Kalteng.

Namun, di balik keindahannya, Pulau Mintin banyak menyimpan cerita mistis. Salah satu cerita rakyatnya, pulau ini dijaga buaya yang merupakan kutukan dari seorang raja.

BACA JUGA: Tragis, Di Depan Istri, Harjo Diterkam Buaya, Ditarik ke Dalam Air, Hilang

Badarudin, Pulang Pisau

PULAU Mintin merupakan pulau yang terbagi menjadi tiga titik lokasi. Di mana, ada yang dinamakan pulau besar dan pulau tengah, dan satu pulau lagi yang kadang tidak terlihat karena berada di dalam air.

BACA JUGA: Cari Sinyal Ketemu Buaya Besar Ini, Haap! Ngeri Banget!

Tidak tahu pasti bagaimana terbentuknya pulau tersebut. Namun, dari cerita turun-temurun, di Pulau Mintin tersebut merupakan tempat tinggal buaya dan naga kutukan.

Konon, di pulau tersebut dulunya ada sebuah kerajaan kecil yang dipimpin oleh raja yang arif dan bijaksana.

BACA JUGA: Tak Hanya Diterjang Banjir, Warga Juga Diteror Buaya

Raja memiliki dua anak kembar bernama buaya dan naga. Di bawah kepemimpinan sang raja, rakyat sejahtera.

 

Sampai pada saat duka menyelimuti sang raja. Sebab, istrinya meninggal karena sakit.

Sejak saat itu raja menjadi tidak bersemangat menjalankan pemerintahan. Kondisi kesehatannya juga semakin hari semakin memburuk.

Raja kemudian memutuskan untuk pergi berlayar dengan maksud ingin menghibur hati. Lalu menyerahkan kursi pemerintahan kepada kedua anaknya yaitu naga dan buaya.

Namun, pasca ditinggal sang raja, kerajaan berjalan kurang baik. Pasalnya, watak antara naga dan buaya sangat berbeda.

Naga sang adik sering meminta uang untuk berjudi dan sama sekali tidak mempedulikan pemerintahan. Sementara, buaya betul-betul mengemban kepercayaan yang diberikan ayahnya.

Sampai pada suatu hari buaya tidak tahan lagi melihat tingkah laku naga. Buaya kemudian menegur naga dan tapi sang adik marah.

Naga menantang sang kakak untuk bertarung. Di mana, buaya menerima tantangan itu karena berniat untuk menghentikan perbuatan naga.

Pasukan kerajaan saat itu terbelah dua. Pertarungan hebat terjadi antara naga dan buaya.

Sanga ayah yang ketika itu berlayar mendapat firasat kurang nyaman dan meminta agar prajuritnya memutar balik arah kapal.

Sesampainya di kerajaan, raja terkejut melihat korban berjatuhan dan kedua anaknya sedang berkelahi.

Raja kemudian murka dan mengutuk kedua anaknya tersebut. Raja mengutuk buaya menjadi buaya sungguhan, meskipun sang raja tahu bahwa buaya berniat baik untuk menyelamatkan rakyat dari perbuatan naga.

Sanga raja meminta agar buaya menjaga kerajaan (sekarang Pulau Mintin) dari berbagai serangan musuh.

Sementara, raja mengutuk naga menjadi naga sungguhan dan memerintahkan agar naga pergi ke Sungai Kapuas dan menjaga Sungai Kapuas.

Kepala Desa Mintin, Rusmagau mengaku tidak mengetahui secara persis bagaimana legenda Pulau Mintin tersebut.

Namun, dirinya membenarkan cerita turun-temurun bahwa di Pulau Mintin itu dihuni oleh seorang buaya dan naga.

“Bahkan kabarnya ada warga yang memang melihat penampakan buaya di Pulau Mintin tersebut. Tetapi mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat,” kata Rusmagau.

Namun, tidak ada bisa memastikan benar atau tidak cerita tersebut. Hanya saja, sejumlah pihak percaya jika naga dan buaya di pulau tersebut memang ada.

Saat ini, Pulau Mintin merupakan salah satu destinasi wisata pemerintah daerah. Pulau ini terletak tidak jauh dari Kota Pulang Pisau. Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja. (*/c3/bud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buaya Masuk ke Pasar, Ngeri!


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler