jpnn.com, SAMARINDA - Banjir yang merendam sebagian wilayah Santan, Kecamatan Marang Kayu, Kalimantan Timur sejak Minggu (2/4) tak hanya mengakibatkan lebih dari tiga ribu hektare sawah warga gagal panen.
Warga juga mulai terancam karena Santan terkenal sebagai habitat buaya muara berukuran besar.
BACA JUGA: Malaysia Hujan Deras, 4 Kecamatan di Nunukan Teredam
Sebagian warga mengaku melihat buaya berkeliaran di permukiman yang terendam banjir.
Kepala Desa Santan Tengah Nasrullah mengatakan, banjir dipicu hujan deras yang terus mengguyur sejak Sabtu (1/4).
BACA JUGA: Ada Mobil Dumlap untuk Korban Banjir Mojokerto
Banjir kali ini merupakan yang terparah dengan ketinggian air mencapai lebih dari pinggang orang dewasa di titik tertentu.
"Ini banjir terparah dengan ketinggian lebih dari satu meter dan merendam Dusun Handil II, Dusun Handil III, Kampung Masjid dan Dusun Nico," ujar Nasrullah.
BACA JUGA: Ribuan Rumah Terendam Banjir di Aceh Utara
Nasrullah menduga, banjir juga dipengaruhi rusaknya ekosistem yang membuat air hujan tidak terserap maksimal.
Ada dugaan, hal itu dipicu aktivitas pertambangan di wilayah Marang Kayu yang membuat sungai menjadi dangkal.
"Untuk tanaman palawija, lombok jagung, dan padi jelas gagal panen karena terendam," ujarnya.
Dia menambahkan, warga mulai terancam dengan kemunculan buaya muara.
"Informasinya ada beberapa buaya yang terlihat berkeliaran di permukiman warga yang tergenang banjir, sehingga warga merasa ketakutan," tutur Nasrullah.
Berdasarkan catatat warga sejak 1997 sedikitnya terdapat sepuluh jiwa melayang di Marang Kayu akibat serangan buaya.
"Untuk korban tewas akibat serangan buaya terakhir tahun 2010, selama banjir saat ini ada warga yang menginformasikan ternak ayam miliknya habis diserang buaya," tegas Nasrullah. (man/rin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buaya Masuk ke Pasar, Ngeri!
Redaktur & Reporter : Ragil