jpnn.com - CIREBON- Suasana duka nampak menggelayut di sebuah rumah bercat hijau di Desa Surakarta, Blok 3, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Senin (12/12). Di sisi pintu depan rumah itu, seorang ibu muda terus menangis.
Sejumlah tetangga lainnya mencoba menenangkan ibu muda yang baru saja kehilangan anak bungsunya tersebut.
BACA JUGA: Miris..Para Siswa Pakai Rakit dari Pohon Pisang ke Sekolah
Ibu muda ini diketahui bernama Lina (34). Dia adalah ibu dari Farel Setiawan (2), balita yang tewas diduga karena menyantap hidangan olahan kerang hijau.
Farel adalah 1 dari sebanyak 23 warga dari beberapa desa di Kecamatan Suranenggala yang diduga keracunan usai mengonsumsi kerang hijau, Minggu (11/12).
BACA JUGA: Kabar Penting untuk Pekerja Tidak Tetap Soal CPNS
Selain Farel, satu korban tewas lainnya adalah Kamiri (53) warga Desa Suranenggala Lor. Kamiri meregang nyawa tak lama setelah mengonsumsi kerang hijau.
Usut punya usut, kerang hijau yang dikonsumsi para korban ternyata tak bersumber dari satu orang. Ada beberapa korban diketahui mendapatkan kerang dari beberapa pengepul dan pedagang kerang yang ada di wilayah Surakarta dan Suranenggla Kulon.
BACA JUGA: Ratusan Honorer K2 Minta Gaji Dibayar Bulanan
Radar Cirebon pun sempat menemui keluarga korban Farel. Menurut keterangan ayah Farel, Sidik, kerang hijau tersebut didapatkan dari tetangga rumahnya. Saat itu tetangganya dikirimi dua kantong besar kerang hijau dari AW (32) warga Suranenggala Kulon.
“Itu tidak beli, jadi tetangga dapat dua kantong, lalu ngasi ke saya satu kantong,” ujar Sidik.
Setelah diterima, kerang tersebut kemudian dibersihkan dan dimasak sekitar pukul 17.00 WIB dengan bumbu cabai dan bawang. Sekitar pukul 17.30 WIB, hidangan kerang hijau pun kemudian disantap satu keluarga, sementara tetangganya yang sudah memasak lebih awal, rupanya mengirimkan lagi hasil masakannya ke tetangga tetangga lainnya.
“Mulai kerasa pusing dan mual-mual itu jam setengah delapan malam, termasuk anak saya. Sekitar jam sembilan dibawa ke bidan tapi kondisinya sudah kritis lalu dirujuk ke puskesmas. Tapi di perjalanan meninggal karena gak kuat. Saya sendiri saat itu di rumah karena kondisinya sama, mual-mual dan pusing,” ujar Sidik kepada Radar.
Satu persatu mereka yang menyantap kerang hijau merasakan hal yang sama. Beberapa dibawa ke Puskesmas Suranenggala dan beberapa lainnya dievakuasi ke rumah sakait yakni RS Pertamina Klayan, RS Pelabuhan dan RSUD Gunung Jati.
Dikatakan Sidik, sebenarnya dari rasa kerang hijau yang ia makan tak ada bedanya dengan kerang hijau pada umumnya. Namun diakuinya, untuk kerang hijau yang saat itu ia konsumsi memang agak lain. Perbedaan mencolok terlihat dari cangkang kerang yang terlihat terlalu kuning.
“Cangkangnya agak kuning, memang beda dengan yang biasa. Setelah kejadian, karena penasaran oleh perangkat desa dan polisi kemudian dimasak dengan air biasa. Dan hasilnya airnya menjadi kuning, beda dengan kerang hijau pada umumnya,” katanya.
Terpisah, pihak kepolisian Polsek Kapetakan masih melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut. Sejumlah sampel dari mulai sisa muntahan, kerang hijau sisa hidangan, maupun yang masih mentah dibawa oleh unit identifikasi untuk dicek di Laboraturium Kesehatan Daerah Kota Cirebon.
“Kita uji samplenya untuk mengetahui penyebab pastinya. Sudah ada yang dimintai keterangan, namun pastinya tentu harus menunggu hasil tes terlebih dahulu,” ujar Kasubag Humas Polres Cirebon AKP Gunawan. (dri/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Natal dan Tahun Baru, Polisi Intens Razia Miras
Redaktur : Tim Redaksi