jpnn.com, SURABAYA - Dinas Perhubungan Jawa Timur (Dishub Jatim) memprediksi dalam dua hari ke depan mulai masuk puncak arus mudik.
Untuk mengantisipasi penumpukan di sejumlah titik rawan macet, Dishub Jatim menghimbau agar masyarakat memilih jalur alternatif yang tidak padat.
BACA JUGA: Masjid Mujahidin di Perak Barat, Pendiri dan Pengurusnya Orang Bugis
“Contoh dari Surabaya ke Ngawi, kami imbau sedapat mungkin lewat Lamongan-Bojonegoro Ngawi lanjut Jateng. Meski lebih panjang jaraknya 27 km. Tapi relatif lebih lancar kalau dibanding pengalaman tahun lalu. Di mana kalau lewat Mojokerto-Jombang butuh 8 jam. Sedangkan lewat Lamongan hanya 5 jam. Jadi ada selisih 3 jam,” ujar Kepala Dishub Jatim Wahid Wahyudi seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Sabtu (23/6).
Begitu juga dengan jalan tol, antisipasi dilakukan oleh Dishub Jatim agar tidak terjadi penumpukan di tol baru Surabaya-Mojokerto-Kertosono.
BACA JUGA: Pakde Karwo Berangkatkan 1500 Pemudik
Pihaknya menyiapkan petugas untuk mengalirkan kendaraan ke jalan arteri primer. Seandainya terjadi kepadatan di jalan tol yang sebagian telah operasional dan sisanya masih fungsional tersebut.
“Terkadang karena hal yang baru, maka masyarakat ingin masuk semua. Oleh karenanya, di pintu masuk tol disediakan petugas. Yang akan mengarahkan ke jalan arteri primer,” jelasnya.
BACA JUGA: Jangan Coba-Coba Pakai Tiket Kereta Api Untuk Bayi!
Dari empat hari dioperasikan, tercatat kendaraan yang melintas di jalan tol ini mencapai 600900 mobil setiap harinya. Pemerintah provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) membatasi jam lewat jalan tol hanya siang hari.
Hal tersebut disebabkan belum adanya penerangan di sepanjang jalan tol ini.
“Kami bersama Dishub kabupaten/kota bersama-sama menyediakan petugas di beberapa titik. Kami juga telah menyampaikan kepada polisi untuk pinjam pos penjagaan dan dipergunakan secara bersama. Tujuannya menimbulkan rasakan nyaman dan lancar, serta diharapkan ada rasa aman,” urainya.
Sementara itu, ditanya soal gelompang tinggi yang terkadang menyasar pantai di Jatim. Wahid telah menyampaikan kepada syahbandar untuk tidak memberangkatkan kapal.
Terutama saat gelombang laut mencapai 3 meter lebih. Tingginya gelombang tersebut dikhawatirkan akan mengancam keselamatan pemudik.
“Jadi beberapa hari ini terutama untuk angkutan laut ada jam tertentu syahbandar tidak memberangkatkan karena gelombangnya 3 meter,” ungkapnya.
Di antaranya, dari Pelabuhan Kalianget ke Kangean, dan Gresik ke Bawean. Wahid mengakui hingga Kamis (23/6) telah ada kapal yang dibatalkan menyebrang akibat gelombang tinggi.
Hal tersebut sesuai dengan rilis dari BMKG yang menyebutkan adanya gelombang tinggi di waktu tertentu.
Kendati demikian, melalui syahbandar Dishub telah memastikan bahwa semua kapal yang berangkat melewati rangkaian uji. Seperti uji kelayakan kapal, kelengkapan keselamatan kapal dan termasuk cuaca. (bae/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puncak Arus Mudik, PDS Dipadati Pemudik Sejak Sahur
Redaktur : Tim Redaksi