Pungli di Sekolah Negeri Ini Wow Banget

Jumat, 28 Juli 2017 – 12:59 WIB
Ilustrasi. Foto: dokumen jpnn

jpnn.com, PEKANBARU - Sebuah sekolah negeri di Pekanbaru, Riau, memungut pembuatan seragam sekolah dari orang tua siswa sebesar Rp2,2 juta.

Keputusan sepihak itu pun membuat wali siswa kesal terhadap pihak sekolah yang beralamat di Jalan Sultan Syarif Kasim Kota Pekanbaru tersebut.

BACA JUGA: Ada Ganja 5 Kilogram di Tong Sampah, Hayooo Punya Siapa Ini?

"SMPN 1 Pekanbaru sudah meminta uang baju seragam sekolah. Nilainya Rp2,2 juta. Itu untuk enam stel baju," kata salah salah satu wali murid, Fida, kepada Riau Pos (Jawa Pos Group), Kamis (27/7).

Dia membeberkan, pungutan itu berlaku untuk semua siswa baru yang ada di SMP 1 Pekanbaru yang berjumlah kurang lebih 300 siswa dengan daya tampung sebanyak 7 kelas.

BACA JUGA: Dua Bulan Hidup Tak Tenang, Eman Putuskan Kembali Huni Rutan Sialang Bungkuk

"Orang tua diminta panjar dengan biaya bervariasi dari Rp 350-500 ribu. Komite sekolah hanya formalitas. Harga sudah ditentukan dulu, baru orang tua disuruh rapat. Besok (hari ini, red) Jumat (28/7) jam 2 siang rapatnya," ujarnya lagi.

Fida, bahkan menunjukkan bukti tanda terima titipan biaya pembuatan pakaian seragam sekolah. Dia sendiri diminta Rp 500 ribu untuk titipan biaya pakaian seragam sekolah untuk tahun 2017/2018. Di kwitansi, uang diterima tanggal 11 Juli 2017 dengan nama penerima sekolah Riauwati.

BACA JUGA: Demi Allah, Jangan Buat Saya Menggigil, Pak

"Sekolah mengatakan, uang seragam ini kalau dibayar sekarang boleh, kalau besok boleh juga. Gitu kata orang sekolahnya," Katanya.

Kepala Sekolah SMPN 1 Pekanbaru, Hj Armiati SPd saat dikonfirmasi melalui selularnya membenarkan pungutan uang seragam sekolah itu termasuk titipan uang seragam sekolah.

"Memang ada biaya seragam sekolah. Orang tua yang dapat gaji 13 menitipkan uang biaya pembuatan seragam sekolah. Itu yang kami terima," kata Armiati.

Termasuk titipan kwitansi uang seragam sekolah yang diberikan kepada orang tua murid. "Iya ada (kwitansi,red)," singkatnya.

Ditanya pemungutan tanpa melalui proses rapat dengan komite sekolah dan wali murid, Armiati membantahnya dan buang badan. Menurutnya, kwitansi itu hanya titipan.

"Itukan titipan wali murid. Orang tua inikan menitip biaya seragam. Orang tua murid takut terpakai. Namanya orang menitip kami kan terima aja," jelasnya.

Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Abdul Jamal saat dikonfirmasi mengaku terkejut adanya biaya yang ditetapkan dalam pemungutan baju seragam sekolah yang ada di SMP 1 Pekanbaru.

"Mana mungkin. Salah dia itu. Intinya harus rapat melalui komite dan orang tua murid. Saya sudah sampaikan baju ini tidak wajib dibuat disekolah. Kalau orang tua tidak mau jangan dipaksa. Itu tidak wajib dibuat disekolah," paparnya.

Persoalan pungutan biaya seragam sekolah ini, sempat mencuat di Kota Pekanbaru. Belum lama ini, SMP 15 Rumbai, yang beralamat di Jalan Lembah Sari, di protes oleh orang tua murid.

Biaya seragam baju dikenakan biaya Rp 1,8 juta untuk lima pasang terdiri dari baju seragam melayu, seragam khusus, seragam dongker putih, seragam pramuka dan lainnya. Namun, hampir satu tahun lamanya seragam ini tak kunjung selesai.

Di lain hal, Kepsek Sekolah Dasar Negeri (SDN) 189 Pekanbaru berinisial DA, dicopot dari jabatannya oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru.

Sekolah yang beralamat di jalan Cipta Karya Panam itu, diduga melakukan Pungutan Liar (Pungli) ketika proses terjadi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018.

Dari data yang dihimpun, untuk pembiayaan seragam sekolah nilainya bervariasi. Untuk Seragam SD harga satu paket (5 stel pakaian) sebesar Rp600 ribu. Pakaian, terdiri dari seragam nasional, seragam pakaian melayu, seragam pramuka nasional, seragam batik siswa SD dan seragam pakaian olahraga.

Sedangkan untuk seragam SMP harga Rp850 ribu untuk 6 stel pakaian. Terdiri dari seragam nasional (putih/abu), seragam pakaian melayu, seragam pramuka nasional, seragam batik SMP, seragam pakaian olahraga dan seragam batik biasa/umum. (man)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buka Usaha, Belajar dari Internet, Baru Jalan 3 Bulan Digerebek Polisi


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler